Informasi Himbauan dari European Medicines Agency Terkait Penggunaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca

- 25 Maret 2021, 17:07 WIB
Ilustrasi Vaksin
Ilustrasi Vaksin /Kemenkes//Kemenkes

ZONABANTEN.com - Vaksin Covid-19 AstraZeneca adalah vaksin yang ditujukan untuk mencegah penyakit Covid-19 pada penerima berusia 18 tahun ke atas.

Covid-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 virus, namun, vaksin Covid-19  AstraZeneca dibuat dari virus lain yang masih berasal dari keluarga adenovirus.

Virus tersebut dimodifikasi agar memiliki gen yang dapat menciptakan protein serupa dengan yang dimiliki SARS-CoV-2.

Vaksin Covid-19 AstraZeneca tidak bisa menyebabkan Covid-19 karena vaksin ini tidak menggunakan virus SARS-COV-2.

Ada beberapa berita yang tersebar mengenai risiko pembekuan darah setelah menggunakan vaksin AstraZeneca.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 16 Dibuka Sekarang, Lihat Cara Daftarnya Segera!

Namun, seperti yang diberitakan sebelumnya "Kesimpulan Sementara Komite Keselamatan Badan Obat-Obatan Eropa Terkait Efek Samping AstraZeneca", European Medicines Agency (EMA) sudah menyatakan tidak ada kaitan langsung antara vaksin ini dan risiko pembekuan darah.

Walau demikian, EMA tetap memberikan beberapa informasi terkait penggunaan vaksin ini, baik untuk penerimanya juga bagi tenaga kesehatan yang akan memberikannya.

Informasi untuk para penerima vaksin AstraZeneca dari EMA adalah:

- Vaksin Covid-19 AstraZeneca tidak ada kaitannya dengan risiko pembekuan darah secara keseluruhan;

- Namun, terdapat  kasus langka yang menyebabkan penerima mengalami pembekuan darah diikuti jumlah platelet yang sedikit di darah

- Kasus tersebut sejauh ini banyak terjadi pada wanita di bawah 55 tahun.

- Keuntungan dari pemberian vaksin untuk mencegah penyebaran Covid-19 lebih besar dibandingkan risiko efek sampingnya.

Baca Juga: Kesepian Gara-gara Pandemi Dapat Mempengaruhi Tubuh, Bagaimana Cara Mengatasinya?

- Namun, jika penerima mengalami hal berikut,:

       1. Sulit bernapas;

       2. Sakit di dada atau perut;,

       3. Pembengkakan atau kedinginan di kaki;

       4. Sakit kepala atau penglihatan menjadi kabur yang parah atau terus semakin parah setelah vaksinasi;

       5. Pendarahan yang terus terjadi;Memar, titik merah atau ungu, atau melepuh di bawah kulit,

diharapkan untuk segera meminta pertolongan medis dan menyebutkan tempat vaksinasinya.

Sementara itu, informasi untuk tenaga medis adalah:

Baca Juga: Kemenkominfo Memperingati 1 Tahun Digunakannya Wisma Atlet Sebagai RS Darurat Covid-19, Ini Sejarah Singkatnya

- Kasus thrombosis dan thrombocytopenia, beberapa diantaranya terlihat seperti mesenteric vein atau cerebral vein/cerebral venous sinus thrombosis, telah dilaporkan dialami oleh penerima Vaksin Covid-19 AstraZeneca.

- Penyakit tersebut biasanya terjadi selama 14 hari setelah vaksinasi. Kebanyakan laporan berasal dari wanita berumur di bawah 55 tahun, walau data ini mungkin terbentuk karena target vaksinasi negara tertentu.

- Jumlah laporan yang ada melebihi dari yang diperkirakan, walaupun belum ada konfirmasi korban jiwa, tidak bisa dikesampingkan kemungkinannya.

- Namun, mengingat langkanya kejadian tersebut, dan sulitnya untuk menarik keterkaitan kejadian tersebut, apalagi mengingat Covid-19 juga dapat menyebabkan komplikasi  thromboembolic.

- EMA mempertimbangkan bahwa keuntungan penggunaan vaksin ini masih lebih banyak, namun langkah untuk merubah Summary of Product Characteristic (SmPC) telah dilakukan terkait kejadian DIC dan CVST yang telah terjadi.

Baca Juga: Makin Panas, Kartika Putri VS dr Richard Lee Saling Tuduh Menjebak, Warganet Heboh Mana yang Benar?

- Tenaga medis juga diperingatkan untuk selalu waspada untuk kejadian thromboembolism, DIC atau CVST yang terjadi pada penerima vaksin

- Penerima juga harus diberi peringatan untuk segera mencari pertolongan dari tenaga medis apabila mengalami gejala thromboembolism dan terutama tanda-tanda thrombocytopenia.

- Sementara itu, pembekuan darah di bagian cerebral memiliki tanda-tanda seperti kulit mudah memar atau berdarah serta sakit kepala berkelanjutan atau parah biasanya terjadi 3 hari setelah vaksinasi.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: European Medicine Agency


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x