Guinea belum pernah mengalami kasus Ebola sejak 2016, ketika wabah itu berakhir di wilayah tenggara pada 2014.
Wabah Ebola, yang paling mematikan sejauh ini, menyebar melalui negara tetangga Liberia dan Sierra Leone, akhirnya menginfeksi lebih dari 28.000 orang di 10 negara dan membunuh lebih dari 11.000 jiwa.
Namun, sejak itu para peneliti telah menemukan vaksin baru, perawatan, dan tes diagnostik cepat, serta cara baru untuk mengatasi wabah.
“Dengan adanya alat baru ini, ditambah fakta bahwa petugas kesehatan Guinea yang terkualifikasi, yang sudah memiliki pengalaman menangani Ebola ada di lapangan, kami berharap dapat mengendalikan wabah ini dengan cepat,” kata Nicolas Mouly, manajer program untuk tanggap darurat di Alliance for International Medical Action.
Baca Juga: Sinopsis Film Stratton: Membongkar Aktor di Balik Pabrik Senjata Kimia, Tayang di Trans TV
Peringatan diumumkan jauh lebih cepat daripada wabah yang terjadi pada 2014 sampai 2016.
Petugas kesehatan lokal mengidentifikasi kelompok kasus, dan tim pelacak kontak dengan cepat.
“Banyak pelajaran yang didapat, termasuk perlunya melibatkan masyarakat sejak awal,” kata Dr. Georges Ki-Zerbo, kepala Organisasi Kesehatan Dunia di Guinea.
Baca Juga: Mudah Stres? Coba 5 Makanan yang Dipercaya Membantu Hilangkan Stres ini