Dan meskipun berhasil di laboratorium yang mengorbit besar-besaran, Xin tahu bahwa di Mars, proses itu tidak efisien.
Proses isi ulang bahan bakar di Mars membutuhkan lebih sedikit ruang dan dapat beroperasi menggunakan bahan, seperti seng dan karbon dioksida, serta dapat dilakukan di lingkungan yang ekstrem.
"Proses yang kami kembangkan melewati proses pengubahan air ke hidrogen, dan sebaliknya secara efisien mengubah CO2 menjadi metana dengan selektivitas tinggi," kata Xin.
Baca Juga: Masih Berstatus Siaga, Gunung Merapi Memasuki Fase Erupsi
Kunci dari metode baru dan lebih sederhana ini adalah penemuan penggunaan seng sebagai katalis.
"Seng pada dasarnya adalah katalisator yang hebat. Seng memiliki waktu, selektivitas, dan portabilitas, sebuah nilai tambah yang besar untuk perjalanan luar angkasa," kata Xin.
Meski ada terobosan, proses yang dikembangkan Xin masih merupakan 'bukti konsep'.
Baca Juga: Kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika 6 Januari 2021: Rupiah Roboh, Dolar Kian Kokoh
Artinya sudah berhasil diproduksi di laboratorium, namun belum bisa dilakukan dalam kondisi dunia nyata.
“Banyak rekayasa dan penelitian diperlukan sebelum proses ini dapat diterapkan sepenuhnya. Tapi hasilnya sangat menjanjikan,” katanya.***