ZONABANTEN.com – Fisikawan di Universitas California, Irvine, telah memecahkan masalah mendesak bagi para astronot.
Yaitu dengan temuan cara agar astronot dapat memiliki cukup bahan bakar untuk melakukan perjalanan kembali ke Bumi dari Mars.
Ide membuat bahan bakar berbasis metana di Planet Mars telah beredar di komunitas ilmiah selama bertahun-tahun.
Baca Juga: BREAKING! Yugyeom GOT7 Dilaporkan Tinggalkan JYP Entertainment dan Bergabung dengan AOMG
Melansir dari Daily Mail, Houlin Xin dan timnya di UCI merancang proses yang menggunakan katalis seng atom tunggal.
Hal ini memungkinkan proses pembuatan bahan bakar ini hanya butuh satu langkah dengan perangkat portabel kecil.
Metode ini secara anatomis dilakukan dengan menyebarkan seng yang bertindak sebagai enzim sintetis yang mengkatalisis karbon dioksida (kedua bahan ini ditemukan di Mars).
Baca Juga: Atlantis Ditemukan? National Geographic Ungkap Penemuan Struktur Buatan Manusia yang Besar
Ini berfungsi untuk memulai proses pembuatan bahan bakar berbasis metana.
Ide untuk membuat metana di Mars sebagai bahan bakar roket pada awalnya digagas oleh CEO SpaceX, Elon Musk.
Roket Raptor SpaceX yang diatur untuk menggerakkan Starships yang melakukan perjalanan ke Mars, menggunakan metana.
Baca Juga: Bocoran Sinopsis Ikatan Cinta Rabu 6 Januari 2021, Al Dibuat Salah Tingkah, Aladin Semakin Dekat?
Musk sedang mengembangkan cara untuk mengisi bahan bakar roketnya untuk perjalanan kembali ke Bumi.
Musk mengusulkan penggunaan infrastruktur surya untuk menghasilkan listrik, menghasilkan elektrolisis karbon dioksida.
Bila dicampur dengan air dari es yang ditemukan di Mars, menghasilkan metana.
Baca Juga: Rowan Atkinson Memutuskan Untuk Tidak Lagi Berperan Sebagai Mr. Bean
Ini adalah metode yang sama, yang disebut proses Sabatier, yang digunakan di Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk mengubah air menjadi oksigen dan digunakan para astronot untuk bernapas.
Proses Sabatier menggunakan katalis nikel yang bereaksi dengan hidrogen dan karbon dioksida pada suhu dan tekanan yang sangat tinggi.
Prosedur tersebut membutuhkan dua tahap yang perlu dilakukan di fasilitas besar.
Baca Juga: Bersiap, Jawa Barat akan Mulai Vaksinasi COVID-19 pada Pekan Ketiga Januari 2021
Dan meskipun berhasil di laboratorium yang mengorbit besar-besaran, Xin tahu bahwa di Mars, proses itu tidak efisien.
Proses isi ulang bahan bakar di Mars membutuhkan lebih sedikit ruang dan dapat beroperasi menggunakan bahan, seperti seng dan karbon dioksida, serta dapat dilakukan di lingkungan yang ekstrem.
"Proses yang kami kembangkan melewati proses pengubahan air ke hidrogen, dan sebaliknya secara efisien mengubah CO2 menjadi metana dengan selektivitas tinggi," kata Xin.
Baca Juga: Masih Berstatus Siaga, Gunung Merapi Memasuki Fase Erupsi
Kunci dari metode baru dan lebih sederhana ini adalah penemuan penggunaan seng sebagai katalis.
"Seng pada dasarnya adalah katalisator yang hebat. Seng memiliki waktu, selektivitas, dan portabilitas, sebuah nilai tambah yang besar untuk perjalanan luar angkasa," kata Xin.
Meski ada terobosan, proses yang dikembangkan Xin masih merupakan 'bukti konsep'.
Baca Juga: Kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika 6 Januari 2021: Rupiah Roboh, Dolar Kian Kokoh
Artinya sudah berhasil diproduksi di laboratorium, namun belum bisa dilakukan dalam kondisi dunia nyata.
“Banyak rekayasa dan penelitian diperlukan sebelum proses ini dapat diterapkan sepenuhnya. Tapi hasilnya sangat menjanjikan,” katanya.***