Umat Manusia dalam Bahaya! Bongkahan Es Raksasa Seluas Negara Luksemburg Lepas dari Antartika

- 23 Desember 2020, 05:20 WIB
Ilustrasi bongkahan es.
Ilustrasi bongkahan es. /Alex Makarov/unsplash.com/@alex_makarov

ZONABANTEN.com - Umat Manusia dalam Bahaya! Bongkahan Es Raksasa Seluas Negara Luksemburg Lepas dari Antartika

Kini  ini para ilmuwan sedang menyiapkan misi penting demi keberlangsungan umat manusia.

Ini merupakan dampak pergerakan bongkahan es raksasa seluas 4.000 km persegi, atau diperkirakan luasnya melebihi negara Luksemburg.

Baca Juga: Sinopsis Film Kidnap: Mengungkap Dalang Dibalik Penculikan Anak, Tayang di Trans TV

Bongkasan es yang diberi nama oleh para saints A-68A ini terlihat mulai lepas dari hamparan es Larsen C di Antartika pada tahun 2017.

Saat ini bongkahan es tersebut terlihat menuju utara Pulau Georgia Selatan di Samudera Antlantik bagian selatan.

Para ilmuwan memperkirakan, jika melihat dari ukurannya bongkahan es ini adalah yang terbesar sepanjang sejarang manusia di muka bumi.

Baca Juga: Di Hari Ibu Presiden Jokowi Umumkan 6 Menteri Baru Kabinet Indonesia Maju, Tri Risma Menteri Sosial

Artikel ini sebelumnya telah dimuat di portalsurabaya.com dengan judul, Nasib Manusia Diujung Tanduk, Bongkahan Es Raksasa Seluas Negara Luksemburg Lepas dari Antartika

Dikutip dari The Guardian, beberapa waktu yang lalu, para ilmuwan mengatakan, jika bongkasan es raksasa ini terus bergerak menjauhi lautan dalam ke perairan di sekitar Pulau Georgia yang lebih dangkal, bongkahan ini akan bisa memicu penyebab bencana lingkungan yang lebih besar.

"Bongkahan es ini bisa merusak dasar laut, yang banyak dihuni oleh moluska, krustasea, karang, dan mahluk hidup lain," ujar para ilmuwan.

Baca Juga: Kepribadian Seseorang Ternyata Bisa Diungkap Melalui Lima Kebiasaan Berikut Ini

Mencairnya air dari bongkahan es - akibat dari temperatur di sekitar perairan Pulau Georgia Selatan yang lebih hangat - juga bisa merusak ekosistem.

Jika bongkahan es ini kandas di perairan Pulau Georgia Selatan, diperkirakan bongkahan ini akan "terjebak" di sini selama sekitar 10 tahun dan jika ini terjadi, maka akan menyebabkan kerusakan lingkungan yang sangat signifikan.

"Bisa berada di sana selama sekitar 10 tahun karena ukurannya yang sangat besar," ujar Geraint Tarling, guru besar biologi laut di badan Survei Antartika Inggris (BAS), kepada koran The Guardian.

Baca Juga: LPOI Ingatkan Perkembangan Situasi Saat Ini Berpotensi Terjadinya Disintegrasi Bangsa

"Bongkahan es adalah fenomena yang lumrah, namun kami belum pernah menemuinya dalam ukuran yang sangat besar seperti ini," kata Tarling.

Dari permukaaan air, bongkahan es ini memiliki kedalaman sekitar 200 meter, kata Dr Stef Lhermitte dari Universitas Teknologi Delft, Belanda.

Selain mengganggu ekosistem, terjebaknya bongkasan es raksasa ini juga bisa menutup area yang kaya dengan krill. Itu berarti penguin dan anjing laut untuk mendapatkan sumber makanan.

Berbeda dengan ikan paus yang bisa bergerak jauh untuk mencari makanan, penguin dan anjing laut sangat tergantung dengan makanan yang ada di sekitar mereka.

Baca Juga: Spider Plant dan Tanaman Hias Ini Paling Dicari di Google Sepanjang Tahun 2020, Monstera di Urutan? 

Para peneliti di badan Survei Antartika Inggris (BAS) rencananya akan terbang ke Kepulauan Falkland pada 11 Januari 2021.

Setelah melakukan karantina untuk memastikan tidak mengidap virus corona, mereka akan melanjutkan perjalanan selama tiga hari dengan kapal RSS James Cook untuk mendekati bongkahan es raksasa.

Begitu sampai, para ilmuwan meneliti binatang di perairan di sekitar bongkahan es. Dua kapal selam robot akan dikerahkan untuk mengukur temperatur, tingkat keasinan, dan kandungan atau jumlah pitoplankton.

Baca Juga: 7 Tanaman Hias Yang Bisa Bikin Makmur Menurut Feng Shui 

Saat ini, berdasarkan foto satelit, bongkahan es raksasa berada sekitar 60 mil di sisi selatan Pulau Georgia Selatan.

Apa yang terjadi selanjutnya?

Para pakar mengatakan sulit untuk menemukan jawabannya.

Baca Juga: Mengejutkan! Hasil Investigasi Ungkap Ilhoon BTOB Habiskan Rp 1.2 Miliar Lebih Untuk Barang Haram 

Tapi ada beberapa kemungkinan skenario, salah satunya bongkahan ini pecah bekeping-keping, yang digambarkan Profesor Ted Scambos dari Universitas Colorado, Boulder, Amerika, sebagai "disintegrasi yang spektakuler".

Ini bisa terjadi akibat erosi di bagian bawah bongkahan karena berada di perairan yang lebih hangat.

Jika ini berlangsung maka tekanan dari atas dan gabungan dari terjadinya keretakan bisa membuat bongkahan "pecah menjadi ribuan keping dan menyebar ke lautan", kata Scambos.

Baca Juga: PARAH! Mbak You Ramal Skandal Seks Besar akan Terungkap di Tahun 2021 

Skenario lain, seperti yang dikhawatirkan para ahli, bongkahan ini kandas dan tidak ke mana-mana selama bertahun-tahun, yang bisa mengganggu ekosistem di sekitarnya.***(Argo Santoso/Portal Surabaya)

Editor: Julian

Sumber: Portal Surabaya (PRMN)


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah