Pemimpin Al-Qaeda Ayman Al-Zawahiri Tewas dalam Serangan Pesawat Tanpa Awak Milik AS

2 Agustus 2022, 14:58 WIB
Pemimpin Al-Qaeda Ayman Al-Zawahiri Tewas di Kabul Afghanistan /Reuters

ZONABANTEN.com - Pemimpin Al-Qaeda, Ayman Al-Zawahiri dilaporkan tewas dalam serangan pesawat tanpa awak milik AS pada Minggu, 31 Juli 2022.

Dikutip ZONABANTEN.com dari Al Jazeera, Presiden AS Joe Biden mengonfirmasi serangan drone CIA di Kabul, Afghanistan tersebut pada Senin, 1 Agustus 2022.

Dalam pidato yang disampaikan Biden di Gedung Putih, dirinya mengatakan bahwa keadilan telah ditegakkan.

Baca Juga: DPR Minta Kemensos Buka Suara Soal Temuan Beras Bansos yang Ditimbun di Depok

“Keadilan telah ditegakkan dan pemimpin teroris ini tidak ada lagi,” ujar Biden.

Diketahui, Ayman Al-Zawahiri dituduh sebagai orang yang membantu mengkoordinasikan serangan 11 September 2001 di AS yang menewaskan hampir 3.000 orang.

Ayman Al-Zawahiri yang pada Minggu sedang berada di balkon rumah persembunyiannya di Kabul, terkena dua rudal Hellfire.

Tidak ada korban lainnya dari anggota keluarga maupun warga sipil dalam serangan pesawat tanpa awak milik AS tersebut.

Baca Juga: 4 Agustus Hari Kelahiran Louis Vuitton, Desainer Koper Anti-Maling Hingga Menjadi Brand Fashion Mendunia

Sementara itu, dalam laporan yang disampaikan oleh wartawan Al Jazeera, Ali Latifi, rumah persembunyian Ayman Al-Zawahiri merupakan rumah milik pemimpin Taliban yang terletak di kawasan padat.

Sehingga hal itu pun menimbulkan pertanyaan bagaimana pemimpin Al-Qaeda bisa masuk ke Kabul tanpa sepengetahuan pemerintah.

Joe Biden juga menyinggung bahwa keberadaan Al-Zawahiri di Kabul telah melanggar Perjanjian Doha.

Sebelumnya pada Februari 2020 lalu, Taliban dan AS telah menandatangani perjanjian damai di Sheraton Grand Doha, Doha, Qatar, yang disebut sebagai Perjanjian Doha.

Baca Juga: Tak Terduga! Wanita Mati Suri hingga Bertemu Tuhan di Surga, Begini Fakta dari Kisah Menurut Para Peneliti

Perjanjian tersebut berisi kesepakatan agar AS mengurangi jumlah pasukannya di Afghanistan dengan imbalan jaminan dari Taliban untuk tidak mengizinkan kelompok-kelompok seperti Al-Qaeda dan ISIL (ISIS) beroperasi di tanah Afghanistan.

Menanggapi hal itu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken pun mengatakan bahwa Taliban mengkhianati rakyat Afghanistan dan keinginan mereka sendiri untuk pengakuan dan normalisasi dengan masyarakat internasional jika mereka terbukti benar melindungi pemimpin Al-Qaeda untuk masuk ke Afghanistan.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler