Penduduk Yaman Menderita Kelaparan dan Gizi Buruk Akut di Tengah Bulan Puasa Ramadhan

23 April 2022, 13:49 WIB
Seorang penduduk Yaman. /REUTERS/Nusaibah Almuaalemi.

ZONABANTEN.com – Gencatan senjata yang kembali terjadi di Yaman sejak awal bulan Ramadhan yaitu 2 April 2022 membuat para penduduknya dihantam kelaparan.

Kekurangan gizi yang melanda anak-anak di Yaman diperkirakan akan semakin memburuk jika pertempuran kembali terjadi dan tidak adanya bantuan dana kemanusiaan.

Lebih dari tujuh tahun konflik di Yaman telah menghancurkan ekonomi, membuat jutaan orang terlantar, dan meningkatkan harga pangan yang tidak mampu dijangkau oleh para penduduk.

Baca Juga: Ulang Tahun, Yuk Kenal Jeno NCT Lebih Dekat dengan Biodata dan 20 Fakta Menariknya Berikut 

Salah seorang anak di Yaman yang baru berusia satu tahun bernama Jalal contohnya, ia telah mengalami kekurangan gizi parah, dimana kulitnya mengering dan berkerut, tubuhnya menyisakan tulang berbalut kulit, sementara perutnya membuncit.

Ia tinggal di kamp pengungsian darurat di Khadish, Hajjah, salah satu daerah termiskin di Yaman. Jalal adalah satu dari 2,2 juta anak balita di Yaman yang masuk dalam kategori  kekurangan gizi akut.

“Kami hanya makan dari apa yang diberikan oleh lembaga bantuan. Gandum, kacang-kacangan, dan barang-barang. Jika kami tidak menerima makanan, maka kami akan kelaparan,” kata nenek Jalal, Zahra Ahmed.

“Kami terjebak di antara kelaparan dan kelelahan. Lihatlah anak-anak ini,” tambahnya seraya menunjuk cucunya, Jalal, yang tidak mampu mereka bawa ke ibu kota Sanaa untuk berobat.

Baca Juga: Partai Mahasiswa Indonesia Ancam Eksistensi Mahasiswa, Ini Kata Refly Harun

Kelaparan dan gizi buruk di Yaman semakin memburuk tahun 2022 ini. Jumlah penduduk yang menghadapi kondisi kelaparan di Yaman diperkirakan dapat meningkat dari 31 ribu menjadi 161 ribu orang, berdasarkan analisis klasifikasi fase ketahanan pangan terpadu PBB.

“Kami, para orang dewasa, harus menahan lapar demi memberi anak-anak kami makanan. Kalau saja Anda bisa melihat betapa sakitnya saya, karena saya hanya memberi makan anak-anak saya,” tutur Fatima Qayed, ibu dari sepuluh anak yang tinggal di al-Mahra, Yaman timur.

Fatima mengatakan bahwa mereka hanya menerima bantuan setahun sekali. Mereka berusaha mengumpulkan kaleng-kaleng plastik bekas lalu menjualnya untuk membeli makanan.

Baca Juga: Luar Biasa! 'Fake Love' BTS Menjadi Music Video ke-6 dengan Lebih dari 1 Miliar View di YouTube 

Sementara itu, seorang ibu lainnya, Seham Abdelhakim, memberi anak-anaknya air gula karena tidak mampu membeli susu.

“Saat hamil, saya hampir tidak makan, hanya teh dan roti. Setelah saya melahirkan, sama saja, kami tidak punya ayam atau apapun. Yang saya doakan hanyalah agar bisa memeluk anak saya setelah saya melahirkan,” kata Abdelhakim.

Pada bulan Maret 2022, PBB hanya menerima 1,3 miliar USD untuk dana bantuan penduduk Yaman. Nilai tersebut jauh dari yang sebelumnya telah direncanakan yaitu 4,27 miliar USD.

Sejak Januari, WFP (World Food Programme) terpaksa mengurangi jatah bantuan dari 13 juta orang menjadi 8 juta orang saja yang bisa diberi makanan. Hal ini terjadi karena mereka kekurangan dana.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler