Mengapa orang Jepang Menyukai Matsuri? Kenali Festival Tradisional Bernilaikan Sejarah dan Budaya Ini

9 Maret 2022, 13:14 WIB
Matsuri, Festival Tradisional Bernilaikan Sejarah dan Budaya di Jepang/Unsplash/Perdana Kurniawan Arta /

ZONABANTEN.com – Festival Jepang atau yang biasa disebut dengan ‘Matsuri’, merupakan acara perayaan tradisional Jepang.

Matsuri biasanya diadakan pada musim panas, namun ada pula matsuri yang berlangsung hampir di sepanjang tahun, baik itu festival besar dengan banyaknya kerumunan orang, maupun festival kecil yang lebih sederhana yang dirayakan dengan tetangga.

Matsuri berasal dari kepercayaan masyarakat Jepang terhadap Shinto, dan merupakan cara mereka untuk menghormati para Dewa.

Baca Juga: Peristiwa 9 Maret: Boneka Barbie Debut untuk Pertama Kalinya di Dunia!

Beberapa festivalnya diadakan di sekitar kuil atau tempat suci, termasuk diadakannya pesta kembang api atau ‘Hanabi’.

Hal ini disebabkan, karena umumnya festival-festival tersebut disponsori oleh kuil setempat.

Acara pada festival ini, seringnya berupa hiburan, permainan karnaval, dan kios-kios makanan yang intinya untuk membuat masyarakat Jepang terhibur.

Yang khas dan selalu ada, diantaranya kios makanan Takoyaki, permainan menangkap ikan mas, pertandingan sumo, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Mengenal Sejarah Bakso, Bola-bola Daging yang Digemari di Banyak Negara

Matsuri yang paling populer, hingga sering disiarkan di televisi untuk dinikmati bersama dengan keluarga, adalah ‘Nada no Kenka Matsuri’ dari kota Himeji dan ‘Neputa Matsuri’ dari kota Hirosaki.

Nada no Kenka Matsuri diadakan setiap bulan Oktober di Kuil Matsubara Hachiman di kota Himeji.

Festival yang juga disebut dengan festival pertempuran, disimbolkan dengan para pesertanya yang membanting kuil portabel yang disebut dengan Mikoshi, yang terbuat dari kayu dengan ukiran yang indah berlapiskan emas dan perak.

Hanya pria berusia 17 hingga 45 tahun yang dapat berpartisipasi dalam festival ini, karena untuk mengangkat Mikoshi tersebut membutuhkan tenaga yang sangat besar, yang umumnya dimiliki pria berusia 25 hingga 36 tahun.

Baca Juga: Kenapa Kita Cenderung Lama Membalas Pesan hingga Mengabaikannya? Begini Kata Ahli

Festival ini dilaksanakan berturut-turut selama dua hari.

Pada hari pertama, seluruh tim membawa yatai mengapung ke kuil dan menjalani serangkaian ritual dari pagi hingga siang hari.

Lalu, di hari keduanya adalah puncak pertempurannya, saat seluruh tim membawa tiga kuil mikoshi dan berjalan berdesakan, bersiap untuk saling bertabrakan.

Sedangkan, Neputa Matsuri atau yang lebih dikenal dengan Festival Hirosaki Neputa sangat terhubung dengan Festival Aomori Nebuta.

Yaitu salah satu dari empat festival terbesar di Jepang yang menampilkan pertunjukan cahaya dan suara yang menakjubkan.

Baca Juga: Spesifikasi Lengkap dan Harga Apple iPhone SE 2022: Desain Lama, Performa Setara iPhone 13

Walau banyak yang mengatakan bahwa Festival Hirosaki Neputa lebih elegan dan sederhana dibandingkan dengan Festival Aomori Nebuta yang liar dan ramai.

Keduanya sebenarnya adalah dua sisi dari koin yang sama. Karena Nebuta di Aomori, merayakan persiapan untuk pertempuran dengan energi yang kuat.

Di sisi lain, Neputa di Hirosaki menandai kemenangan pasukan yang kembali dari pertempuran.

Selain kedua matsuri tersebut, masih banyak sekali festival tradisional yang selalu dirayakan oleh masyarakat Jepang.

Baca Juga: Sampah Baterai Ancam Kondisi Kesehatan Masyarakat Gaza

Masing-masing dari festival tersebut memiliki cerita dan sejarah yang panjang.

Tanggal atau waktu pelaksanaannya pun berbeda-beda dari satu komunitas ke komunitas lainnya.

Namun yang pasti, festival mereka selalu bersifat kuat, enerjik, dan menyenangkan.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Ana Japan Travel

Tags

Terkini

Terpopuler