Wow! Penurunan Populasi Tokyo Secara Keseluruhan Ternyata Pertama Kalinya Sejak 26 Tahun

2 Februari 2022, 13:58 WIB
Wow! Penurunan Populasi Tokyo Secara Keseluruhan Ternyata Pertama Kalinya Sejak 26 Tahun /Pixabay/mailtotobi

ZONABANTEN.com – Warga Jepang yang keluar dan masuk dari jumlah populasi Tokyo ternyata berpengaruh secara signifikan terhadap angka keseluruhannya.

Dikutip dari Kyodo News, perkiraan populasi keseluruhan di Ibukota negeri sakura ini mencapai total 13,988,129 pada awal tahun 2022. Menurun sebanyak 48,592 dari tahun 2021 kemarin.

Pemerintah Tokyo pada hari Senin 31 Januari 2022 mengatakan bahwa penurunan populasi keseluruhan ini adalah kejadian yang pertama kalinya sejak 26 tahun silam.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Ketersediaan Lapangan Pekerjaan di Jepang Menurun di Tahun 2021

Populasi di 23 distrik yang ada di sekitar area pusat Tokyo turun sebanyak 49,891 jiwa. Dengan hanya distrik Chuo, Taito, dan Sumida yang mengalami kenaikan.

Sementara itu, beberapa distrik di area Tokyo juga mendapatkan kenaikan populasi sebanyak 2,089.

Populasi di Tokyo pun juga mengalami penurunan selama 8 bulan berturut-turut sejak Juni 2021 silam. Turun sebanyak 9,872 dari bulan sebelumnya.

Data tersebut didapat dengan melihat jumlah daftar registrasi penduduk di seluruh wilayah kotamadya Tokyo yang berdasarkan perhitungan sensus nasional pada Oktober 2020 lalu.

Sebelumnya, diberitakan bahwa Tokyo mengalami pengurangan angka bersih penambahan populasi warga mereka pada tahun 2021 silam.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Jepang Belum Pertimbangkan Kenaikan Level Status Darurat

Jumlah populasi masyarakat yang pindah ke Tokyo berkurang jadi 420,167 orang. Ini 12,763 lebih sedikit dari tahun sebelumnya, meskipun merupakan angka tertinggi sejak 2014.

Sementara mereka yang pindah meninggalkan Tokyo mencapai total 414,743. Naik 12,929 dari tahun 2021 kemarin.

Hal ini dipercaya terjadi karena merupakan salah satu dari dampak pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia, termasuk di Jepang.

Sehingga, kementerian dalam negeri menyebut bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan orang-orang enggan pindah ke Tokyo dan sekitarnya.

Pandemi Covid-19 juga menyebabkan banyak warga yang berbondong-bondong pindah dari Tokyo.

Baca Juga: Jepang vs Arab Saudi, Highlight, Review: Menang 2-0, Samurai Blue Semakin Dekat Menuju Piala Dunia

Penurunan populasi di Tokyo juga disebut merupakan pengaruh dari pandemi, yang menyebabkan banyak orang yang kini bekerja dari wilayah asal warga yang datang ke Tokyo melalui prefektur lain di Jepang.

Kini, 34 dari 47 prefektur di Jepang, termasuk Tokyo, tengah menerapkan kebijakan ‘Quasi-emergency’ atau status darurat sebagian.

Bahkan pada Jumat 28 Januari 2022 kemarin, gubernur Tokyo, Yuriko Koike, sudah meminta pemerintah pusat untuk melakukan ‘upgrade’ status darurat yang ada saat ini ke tingkat ‘State of Emergency’ karena keadaan yang dianggap semakin memburuk.

Meskipun pemerintah pusat belum bisa melakukannya, untuk beberapa alasan.

Hal ini dilakukan menyusul kenaikan pada angka positif penularan virus Corona di seluruh penjuru negeri.

Baca Juga: Tak Disangka Jepang Temukan Persenjataan dan Bom Bekas Perang Dunia II Berjumlah Ratusan

Selain itu, kini pemerintah Jepang melalui pasukan bela diri membuka gerai vaksin dan sudah mulai melaksanakan program tersebut sejak Senin 31 Januari 2022 kemarin.

Perdana Menteri Fumio Kishida mengimbau agar warga yang sudah mendapat tiket panggilan untuk mendapat dosis vaksin booster untuk segera melaksanakannya.

Kishida mengatakan bahwa di sentra vaksin, masyarakat akan diberi penjelasan akan pentingnya vaksin booster dan pencampuran jenis vaksin berbeda yang kini dianggap ampuh.

Kini, prefektur Tokyo dan Osaka yang sudah membuka gerai vaksin booster yang dioperasikan oleh pasukan bela diri Jepang.

Gerai vaksin untuk pemberian booster beroperasi dari jam 08:00 hingga 20:00 setiap harinya.***

 

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Japan Today Kyodo News NHK News Japan

Tags

Terkini

Terpopuler