Bayi Perempuan Harus Diaborsi? Inilah Negara yang Menolak Pertumbuhan Populasi Wanita

28 Januari 2022, 14:54 WIB
Aborsi Bayi Perempuan Jadi Tradisi di Negara Montenegro /Ilustrasi dari John Looy/Unsplash

ZONABANTEN.com - Montenegro adalah sebuah negara di Eropa Selatan. Tepatnya di Balkan.

Montenegro mempunyai tradisi apabila seorang ibu mengandung anak laki-laki, akan dianggap sebagai sebuah prestasi.

Tapi sebaliknya, jika seorang istri mengandung anak perempuan, maka disarankan untuk melakukan aborsi.

Baca Juga: Tom Holland Gugup Bertemu Spiderman Sebelumnya, Zendaya Jadi Supporting System

Tradisi ini biasa disebut aborsi selektif perempuan.

Aborsi selektif perempuan tidak akan dilakukan jika bayi yang dikandung berjenis kelamin lelaki.

Jika praktik ini terus berlanjut, Montenegro yang memiliki populasi lebih dari 620 ribu jiwa akan memiliki hingga 10 ribu lebih pria yang lebih banyak daripada wanita di tahun 2025 mendatang.

Wanita hamil di Montenegro sering melakukan tes kehamilan untuk menentukan jenis kelamin bayi mereka.

Baca Juga: Ini Perbedaan Transmisi Otomatis dan CVT, Calon Konsumen Wajib Tahu!

Tes semacam ini menghabiskan biaya 350 euro (6,2 juta rupiah), dan tidak memerlukan keterlibatan seorang ginekolog.

Ginekolog adalah seseorang yang ahli di bidang reproduksi wanita.

Praktik ini telah lama menjadi rahasia umum di Montenegro tetapi sekarang disebut secara terbuka oleh Women's Rights Center.

Mereka telah meluncurkan kampanye yang disebut "Tidak Diinginkan".

Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik dengan artikel surat kabar dan poster yang muncul di sekitar ibu kota, Podgorica.

Baca Juga: 4 Tradisi Seksual Paling Aneh Sebelum Menikah, Wanita Bebas Hubungan Seks Sesukanya Dengan Siapapun

Kampanye itu menampilkan gambar seorang gadis dengan kata-kata, “Orang tuamu menginginkan anak laki-laki dan itulah mengapa kamu tidak memiliki kesempatan untuk dilahirkan. Maaf,”.

“Tujuan dari kampanye kami adalah untuk meluncurkan dialog sosial yang melampaui sistem nilai di mana perempuan tidak menikmati hak yang sama dengan laki-laki," ujar Maja Raicevic, pemimpin Women's Right Center.

Masalah ini juga menyangkut posisi perempuan di semua sektor masyarakat dan konsekuensinya sangat drastis.

Akibatnya, ada peningkatan jumlah aborsi selektif di Montenegro dan meningkatnya penyalahgunaan tes prenatal.

Para juru kampanye telah mendedikasikan sebuah peringatan kecil untuk mengenang bayi perempuan yang tidak pernah lahir di dekat monumen St. Peter Cetinje di taman universitas Podgorica.

Baca Juga: Desa Ini Jadikan Prostitusi Sebagai Pekerjaan Turun-Temurun, Satu Wanita Bisa Layani Ribuan Lelaki!

Seorang Ginekolog, Milano Rolovic, percaya bahwa masalah aborsi selektif adalah kompleks dan berpusat pada pendidikan dan tradisi patriarki masyarakat Montenegro.

Statistik demografis mengkonfirmasi bahwa rata-rata global untuk bayi yang baru lahir adalah 100 perempuan untuk setiap 102 laki-laki.

Sedangkan di Montenegro rata-rata untuk bayi yang baru lahir adalah 100 perempuan untuk 116 laki-laki.

Para juru kampanye terus menggaungkan agar Montenegro meninggalkan tradisi pembunuhan besar-besaran terhadap bayi yang belum lahir, hanya berdasarkan jenis kelamin mereka. ***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler