ZONABANTEN.com— Sebuah tim peneliti internasional telah menghitung bahwa paparan asap kebakaran hutan dalam jangka pendek dapat dikaitkan pada 440 kematian di Kanada dan lebih dari 33.000 kematian di seluruh dunia setiap tahunnya.
Studi yang diterbitkan awal bulan ini di The Lancet, melihat hubungan antara polusi kebakaran hutan dan kematian di 749 kota di 43 negara.
Para peneliti mengukur data di antara tahun 2000 dan 2016.
Baca Juga: Link Live Streaming dan Prediksi Chelsea VS Zenit, Lukaku Siap Cetak Gol Kembali
Mereka mengukur konsentrasi harian PM2.5, sebuah partikel kecil yang lebih kecil dari 2,5 mikrometer dan merupakan polutan utama dalam asap kebakaran hutan.
Angka-angka ini dibandingkan dengan jumlah kematian harian karena penyebab kardiovaskular, penyebab pernapasan, dan semua penyebab lainnya.
Para peneliti menghitung bahwa sekitar 0,33 persen dari semua kematian di Kanada disebabkan oleh kebakaran hutan, yang terjadi dalam tiga hari pertama paparan.
Asap kebakaran hutan jangka pendek juga ditemukan menjadi penyebab 0,33 persen dari semua kematian kardiovaskular dan 0,32 persen kematian pernapasan di negara itu.
Di Kanada, para peneliti juga menemukan bahwa peningkatan 10 mikrogram per meter persegi kandungan PM2.5 dapat dikaitkan dengan kenaikan risiko kematian akibat pernapasan sebesar 2,3 persen .
"Kami memperhatikan bahwa efeknya terutama lebih tinggi untuk kematian akibat pernapasan, yang tidak mengejutkan karena kami tahu bahwa kebakaran hutan berdampak pada sistem pernapasan," ujar ric Lavigne, seorang profesor Fakultas Kedokteran Universitas Ottawa dan salah satu penulis studi tersebut, kepada CTVNews.ca pada sebuah wawancara telepon pada hari Minggu 12 September 2021.
Tingkat kematian kebakaran hutan tertinggi ditemukan di Amerika Tengah dan Asia Tenggara, persentase kematian akibat asap kebakaran hutan pada daerah tersebut melebihi 1,6 persen.
Sementara itu, para peneliti juga menemukan kota Saskatoon dan Regina memiliki beberapa konsentrasi harian tertinggi PM2.5.
Menurut Lavigne, tingkat persentase tersebut kemungkinan terjadi karena asap kebakaran dari B.C. tertiup angin, ke arah timur menuju Saskatchewan.
Baca Juga: BMKG: Prakiraan Cuaca DKI Jakarta Hari Ini Selasa 14 September 2021, Jakarta Timur Diminta Waspada
"Saya akan mengatakan faktor iklim atau lingkungan mungkin berperan, tetapi dalam penelitian ini, kami tidak dapat mengatakan alasannya," ujar Lavigne.
Selama berbulan-bulan, British Columbia telah bergulat dengan kebakaran hutan di luar kendali yang dipicu oleh kondisi panas dan kering yang telah menghancurkan kota-kota dan mendorong evakuasi yang meluas.
Menurut CTV, pada hari Senin, lebih dari 860.000 hektar telah terbakar di SM. dengan 1.594 insiden kebakaran hutan telah tercatat tahun ini.
Menurut Lavigne, salah satu keterbatasan penelitian ini adalah hanya melihat kematian akibat paparan asap kebakaran hutan dalam jangka pendek.
"Masih ada beberapa ketidakpastian dengan orang-orang yang berulang kali terpapar setiap tahun.” ujar Lavigne.
“Apakah itu meningkatkan risiko kematian akibat penyebab tersebut dalam perspektif jangka panjang.” ujar menjelaskan.
Baca Juga: Duh! Baru Saja Diluncurkan, Smart Glasses Facebook Langsung Jadi Sorotan Otoritas Italia, Ada Apa?
“Itu adalah salah satu batasan yang harus kita ingat ketika menafsirkan temuan," ujar Lavigne menegaskan.
Meskipun demikian, para penulis mengatakan bahwa data tersebut menggarisbawahi perlunya pembuat kebijakan untuk mengatasi asap kebakaran hutan dari perspektif kesehatan masyarakat.
"Pembuat kebijakan dan pihak profesional di bidang kesehatan masyarakat harus meningkatkan kesadaran akan polusi kebakaran hutan untuk memandu tanggapan publik yang cepat dan mengambil tindakan untuk mengurangi paparan," ujar para penulis dalam penelitian tersebut.***