Komunitas Yahudi Kanada Protes di Depan Konsulat Israel di Toronto

22 Mei 2021, 23:35 WIB
Pengunjuk rasa antara pro-Israel dan pro-Palestina di Toronto, Kanada /Chris Helgren/REUTERS/

ZONABANTEN.com —‌‌‌‌ Tangga menuju konsulat Israel di Toronto hari ini dicat merah saat anggota komunitas Yahudi dan aktivis lainnya mengutuk kekerasan Israel di Gaza.

Walaupun kekerasan yang menyebabkan kematian lebih dari 200 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak itu berakhir dengan gencatan senjata yang sedang berlangsung, para demonstran tetap bersemangat menunjukkan simpati mereka pada warga Palestina.

Lukisan protes pada hari Jumat yang dimaksudkan untuk melambangkan sungai darah datang tepat setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang mengakhiri perang 11 hari yang menewaskan lebih dari 250 orang, sebagian besar dari jumlah itu berasal dari warga Palestina, dan membawa kehancuran luas ke daerah Gaza yang sudah miskin.

Baca Juga: Catat Sejarah, Rover Luar Angkasa China Zurong Berhasil Menjelajahi Planet Mars

Ide aksi pada hari Jumat datang dari Rabbi David Mivasair, selaku anggota Suara Yahudi Independen.

David menyambut baik gencatan senjata tersebut tetapi mengatakan masalah hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki oleh Israel akan tetap ada.

"Kematian dan kehancuran yang ditimbulkan oleh Israel di Gaza, serta meningkatnya kekerasan oleh Israel di seluruh Palestina tidak dapat dihapuskan," ujar Mivasair kepada CTV News Toronto pada hari Jumat.

"Cat merah yang mengalir dari konsulat Israel ke jalan di Toronto melambangkan darah warga sipil Palestina yang tidak bersalah yang dibantai." ujar Mivasair melanjutkan.

“Gencatan senjata tidak mengakhiri ketidakadilan dan penindasan. Palestina hidup di bawah perampasan, dominasi dan penindasan Israel yang meluas." ujar Mivasir menegaskan.

Baca Juga: Raja Salman kutuk agresi Israel di Jalur Gaza

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa António Guterres, juga menyambut gencatan senjata pada hari Kamis. 

Antonio mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa PBB "sangat berkomitmen" untuk menangani akar penyebab konflik.

Komitmen tersebut termasuk mengakhiri pendudukan Israel di wilayah Palestina dan memungkinkan untuk merealisasikan solusi dua negara berdasarkan garis tahun 1967.

Pemerintah Kanada termasuk yang tidak mengakui kendali permanen Israel atas wilayah yang diduduki pada tahun 1967, termasuk Dataran Tinggi Golan, Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza.

“Permukiman Israel di wilayah pendudukan merupakan pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa Keempat,” ujar pemerintah Kanada di situsnya. 

“Permukiman itu juga merupakan sebuah hambatan serius untuk mencapai perdamaian yang komprehensif, adil dan bertahan lama.” lanjut pernyataan pemerintah Kanada. 

Baca Juga: Skeptisisme Muncul di Israel Tentang Tujuan Pemboman Gaza dan Gencatan Senjata

Selama berminggu-minggu, protes telah diadakan di Yerusalem Timur yang diduduki sebagai tanggapan atas rencana pengusiran paksa beberapa keluarga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah.

Menurut kantor hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, tindakan tersebut “mungkin merupakan kejahatan perang. ”

Pengeboman baru-baru ini dipicu setelah tindakan keras Israel terhadap pengunjuk rasa menyebar ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, yang menyebabkan ratusan jemaah terluka selama bulan suci Ramadhan.

Rachel Small dari World Beyond War, yang membantu mengatur protes di Toronto pada hari Jumat, menjelaskan tujuannya mengecat tangga itu.

Menurut Rachell, mereka melakukannya untuk mengingatkan orang-orang yang bekerja di konsulat tentang hilangnya nyawa dan kerusakan yang disebabkan oleh Israel.

"Kami membuat kekerasan pendudukan brutal Israel, serangan militer, dan pembersihan etnis terlihat di sini, di depan pintu konsulat," ujar Rachell.

"Kami membuat tidak mungkin bagi siapa pun untuk masuk dan keluar dari kantor pemerintah Israel di sini tanpa secara langsung menghadapi kekerasan dan pertumpahan darah yang melibatkan mereka." ujar Rachell menambahkan.

Baca Juga: Rakyat Palestina Rayakan Gencatan Senjata Setelah 11 Hari Pengeboman Gaza

Sementara itu, Konsul Jenderal Israel Galit Baram mengatakan bahwa lukisan anak tangga pada hari Jumat tersebut merupakan tindakan vandalisme, dan kontra produktif untuk menemukan solusi.

Dia mengatakan bahwa pemboman Israel baru-baru ini merupakan tanggapan atas agresi dari Hamas, yang mengirim jutaan orang Israel ke tempat perlindungan bom, dan bahwa negara itu bertindak untuk membela diri.

"Israel dipaksa untuk membela warganya," ujar Galit dalam pernyataannya tersebut. 

"Israel melakukannya dengan cara bedah, terkontrol, dalam upaya untuk menghilangkan infrastruktur teror Hamas, sambil melakukan upaya substansial untuk membatasi korban sipil." ujar Galit menambahkan.

Otoritas kesehatan melaporkan bahwa setidaknya 232 warga Palestina telah tewas dalam pemboman Israel di Gaza sejak 10 Mei, termasuk 66 anak-anak. 

Pihak berwenang menyebutkan jumlah korban tewas di Israel pada 12, termasuk dua anak.

Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan lebih dari 8.500 orang terluka dan menyatakan bahwa 30 fasilitas kesehatan di Gaza rusak, dengan satu klinik hancur dan satu lagi dengan kerusakan parah. 

Perserikatan Bangsa-Bangsa juga mengutuk serangan dari Israel yang mempengaruhi kamp pengungsian, kantor media dan fasilitas PBB.

Baca Juga: Berkostum Mirip Raja Dangdut Rhoma Irama, Forsa Sumsel Galang Dana Peduli Palestina

Mivasair mengatakan dia dan orang lain dari komunitas Yahudi Toronto mengambil bagian dalam protes untuk menyerukan Kanada agar menghentikan kesepakatan senjata dengan Israel, dan untuk membekukan perdagangan dengan permukiman Israel.

"Orang Yahudi Kanada dan kelompok lainnya bergabung hari ini untuk memastikan bahwa seruan terdengar bahkan jika darah baru berhenti tumpah," ujar Mivasair.

"Sebagai orang Kanada, kami menuntut pemerintah kami meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatan perang dan menghentikan perdagangan senjata Kanada-Israel."

"Orang Yahudi di komunitas kami di Kanada diliputi kesedihan dan kemarahan. Banyak dari kami berdiri dalam solidaritas dengan saudara Palestina kami.” ujar Mivasair. 

“Kami mengucapkan dengan lantang dan jelas, 'bukan atas nama kami.' Israel tidak bisa lagi terus melakukan kekejaman ini atas nama orang Yahudi." ujar Mivasair menegaskan.

Data pemerintah menunjukkan Kanada mengirim $ 13,7 juta barang militer dan teknologi ke Israel pada 2019. 

Seminggu terakhir ini  Jagmeet Singh, selaku Pemimpin New Democratic Party (NDP), meminta pemerintah federal untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel dan membekukan perdagangan dengan permukiman Israel.

"Dengan mempersenjatai satu sisi konflik itu merusak proses perdamaian dan mendukung pendudukan ilegal," ujar Jagmeet saat ditanyai pada hari Rabu.


Baca Juga: Reaksi Dunia Terhadap Gencatan senjata Israel-Palestina di Gaza

Perdana Menteri Justin Trudeau menanggapi dengan meminta semua pihak untuk melindungi warga sipil dan mengakhiri kekerasan, dengan mengatakan serangan roket terhadap Israel serta kekerasan di masjid "tidak dapat diterima."

"Kanada mendukung hak Israel untuk menjamin keamanannya sendiri," ujar Justin. 

"Tempat ibadah adalah tempat orang berkumpul dengan damai dan tidak boleh menjadi tempat kekerasan."

Suara Yahudi Independen Kanada mengatakan dalam siaran pers bahwa pemerintah federal menerima setidaknya 150.000 surat menyusul serangan di Al-Aqsa dan Gaza.

"Kanada sangat terlibat dalam apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina," kata Mivasair. "Gencatan senjata tidak mengakhiri itu dan jika masa lalu adalah prediksi masa depan, tidak ada yang benar-benar akan berubah sampai orang di luar Israel mengambil sikap moral." ***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: CTV News

Tags

Terkini

Terpopuler