Kasus Covid-19 Meningkat Drastis, Masjid di India Digunakan Untuk Merawat Pasien

13 Mei 2021, 05:00 WIB
Ilustrasi penyebaran Covid-19 di India /Pixabay /Gerd Altmann

ZONABANTEN.com —‌‌‌‌ Mengalami penambahan kasus Covid-19 terbanyak, warga India terpaksa gunakan masjid sebagai ruang perawatan sementara. 

Di kota Baroda, sebuah kota berpenduduk 2 juta,  Masjid Jahangirpura telah diubah menjadi fasilitas Covid-19 dengan 50 tempat tidur. Pasien mengaku mereka mendapatkan akses terhadap oksigen.

“Ini adalah waktu dimana kita semua harus berkumpul untuk membantu orang; itulah yang diajarkan agama kami kepada kami," ujar Muhammad Irfan, selaku wali masjid, kepada Al Jazeera.

“Virus tidak memiliki agama dan kami percaya ini adalah krisis dan kami harus membantu semua dan menunjukkan kemanusiaan kami. Saat ini di fasilitas kami ada banyak pemeluk agama lain tapi fasilitas ini kami buka untuk semua orang, ”ujar Irfan menambahkan.

Baca Juga: Masjid Raya Al Azhom Kota Tangerang Tidak Selenggarakan Salat Idul Fitri 1442 H

Seperti yang diberitakan sebelumnya, India mengalami penambahan kasus terbanyak di dunia, Selain beberapa gurdwara, masjid-masjid di India pun mulai diubah menjadi ruang rawat sementara.

Ketua Masyarakat Bulan Sabit Merah India, sebuah Lembaga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berbasis di Mumbai, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka membutuhkan oksigen.

LSM Siddiqui, yang tidak terkait dengan organisasi lain dengan nama serupa, menggunakan 20 masjid di seluruh Maharashtra untuk membuat tabung oksigen dan pengisian ulang yang dapat diakses oleh orang-orang.

“Kami memulai kegiatan sukarela ini 10 hari yang lalu, dan awalnya kami kewalahan dengan sebanyak 20.000 panggilan setiap hari,” ujar Siddiqui.

Siddiqui juga menambahkan bahwa situasi di Mumbai sudah membaik sekarang.

"Kami memutuskan untuk menggunakan masjid untuk menjangkau orang-orang karena kami berada dalam lockdown dan masjid saat ini kosong,” ujar Siddiqui kepada Al Jazeera.

“Kami yakin sekarang banyak orang yang sedang sekarat dan berjuang untuk mendapatkan bantuan," ujar Siddiqui menambahkan

Siddiqui juga menyatakan bahwa LSM-nya berencana untuk memperluas layanan mereka.

Terutama  kepada orang-orang di negara bagian terpadat di India, Uttar Pradesh, yang saat ini sedang menghadapi salah satu wabah virus yang paling parah.

Baca Juga: Parah! Langgar Konvensi Jenewa, Roket Israel Terjang Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Moulana Umer Ahmad Ilyas, pengkhotbah utama Organisasi Imam India yang berbasis di Delhi, telah mengimbau umat Islam di seluruh India untuk membuka masjid dan sekolah agama sebagai pusat COVID.

"Saya telah mengimbau umat Islam karena kami memiliki 550.000 masjid di seluruh India untuk mengubahnya menjadi pusat fasilitasi bagi pasien," ujar Ilyas kepada Al Jazeera.

“Virus ini menyebar dengan cepat dan, dengan mengingat situasi, saya mengimbau semua Muslim untuk berdoa di rumah dan membantu orang lain. Tidak ada ibadah yang lebih besar saat ini di bulan suci Ramadhan selain menyelamatkan orang. " ujar Ilyas menambahkan.


Baca Juga: Kekerasan Meningkat, Puluhan Korban Jiwa Berjatuhan di Gaza dan Israel

Di daerah Okhla, New Delhi, para pemimpin agama dan anggota komunitas memutuskan untuk membuka 20 masjid sebagai ruang perawatan dan isolasi Covid-19.

Di selatan kota Bengaluru, komunitas Muslim telah menawarkan masjid, seminari, dan aula pernikahan untuk digunakan sebagai pusat perawatan darurat.

Mullah Maqsood Imran, seorang pengkhotbah agama dan bagian dari kelompok Muslim SOS di negara bagian Karnataka yang beribukota di Bengaluru, mengatakan mereka kewalahan dengan pesan dan panggilan putus asa yang terus berdatangan sepanjang waktu.
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Idul Fitri 1442 H Jatuh Pada Hari Kamis 13 Mei 2021

“Tadi malam, seorang wanita berusia 30 tahun membutuhkan oksigen dan kami mendapat pesan di grup pada jam 9 malam, kami membutuhkan waktu hingga jam 2 pagi untuk mengatur tempat tidur oksigen untuknya,” ujar Imran kepada Al Jazeera.

“Kami tidak beristirahat sampai saat itu. Situasinya memburuk di sini,” ujar Imran menambahkan.

Imran juga menyatakan bahwa di masjid itu, 50 pasien mendapatkan perawatan dari satu minggu terakhir, mereka juga mendapatkan fasilitas oksigen dan paramedis.

Dr Lalit Kanth, seorang ahli epidemiologi dan ahli kesehatan yang berbasis di New Delhi, mengatakan bahwa inisiatif dari masyarakat telah datang karena lembaga pemerintah tampaknya telah gagal menghadapi pandemi ini.

“Inisiatif sosial oleh orang-orang dan relawan dari komunitas yang berbeda sangat disambut baik,” ujar Kanth.

Kanth juga menyatakan bahwa komunitas selalu ada untuk memberikan membantu pada saat bencana.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler