Keributan Terjadi di Al Aqsa, PM Israel Netanyahu Bersikeras Menolak Tekanan Internasional

9 Mei 2021, 18:43 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. /REUTERS/Ammar Awad

ZONABANTEN.com -Israel secara terang-terangan menolak tekanan dunia internasional untuk tidak melakukkan pembangunan pemukiman di Yerusalem.

Hal itu disampaikan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Minggu 9 Mei 2021 menyusul kerusuhan yang terjadi beberapa hari ini yang juga telah menuai kecaman internasional.

Diketahui, Israel berencana melakukan penggusuran terhadap pemukim warga Palestina dari rumah-rumah di kota yang diklaim oleh pemukim Yahudi.

Ketegangan yang terjadi di sekitar wilayah  Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur telah memicu konfrontasi setiap hari.

Baca Juga: Ambisi Unicorn Tanpa Tanduk Rebut Kekuatan Kuda Poni, Sinopsis My Little Pony, Tayang di Trans TV

Washington mengatakan Sabtu pihaknya sangat prihatin dan ingin agar pihak berwenang melakukan pendekatan yang lebih humanis dengan penduduk yang ada.

Yerusalem Timur adalah salah satu wilayah yang dicari Palestina untuk masa depan. Negosiasi kenegaraan yang disponsori AS dengan Israel terhenti pada 2014.

Israel menganggap semua Yerusalem sebagai ibukotanya, meskipun secara internasional tidak diakui.

"Kami dengan tegas menolak tekanan untuk tidak membangun di Yerusalem. Saya menyesal, tekanan ini telah meningkat akhir-akhir ini," kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi menjelang peringatan nasional kemenangan Israel atas Yerusalem Timur dalam perang tahun 1967.

Baca Juga: Waspadai Angka Covid-19, Wakil Ketua DPRD Tangsel: Pemkot Harus Tegas dan Preventif

"Saya juga mengatakan kepada yang terbaik dari teman-teman kami: Yerusalem adalah ibu kota Israel dan sama seperti setiap negara membangun ibu kotanya dan membangun ibukotanya, kami juga memiliki hak untuk membangun di Yerusalem dan untuk membangun Yerusalem. Itulah yang kami miliki selesai dan itulah yang akan terus kami lakukan, "kata Netanyahu.

Ketegangan di Yerusalem Timur telah meluas menjadi bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina di sekitar Al-Aqsa, masjid tersuci ketiga Islam, pada puncak bulan puasa Ramadhan.

Pada Sabtu malam, malam suci Islam Laylat al-Qadr, pemuda Palestina melemparkan batu, menyalakan api dan merobohkan barikade polisi di jalan-jalan menuju gerbang Kota Tua Yerusalem ketika petugas berkuda serta pasukan anti huru hara menggunakan granat setrum dan meriam air untuk mengusir para pemuda tersebut.

Baca Juga: Spekulasi Berakhir, Puing Roket China Long March 5B Jatuh di Samudera Hindia dekat Maldives

Netanyahu mengatakan Israel mengizinkan kebebasan beribadah, namun dirinya menegaskan tidak akan membiarkan terjadinya kerusuhan yang disebabkan oleh ekstrimis.

"Kami tidak akan membiarkan elemen ekstremis mengganggu perdamaian di Yerusalem, Kami tidak akan mengizinkan kerusuhan yang disertai kekerasan," tegas Netanyahu.

Paus Fransiskus pun telah menyerukan diakhirinya kekerasan di Yerusalem, Paus mengatakan keprihatinannya dan mengajak pihak-pihak untuk mencari solusi guna menghormati identitas multikultural Kota Suci itu.

"Kekerasan melahirkan kekerasan, hentikan bentrokan," kata Paus kepada para peziarah yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus di Roma pada hari Minggu.

***

 

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler