Awas Bahaya Vape, Guru Besar FKUI: Uap Vape Sama Bahayanya untuk Orang Sekitar

- 7 Maret 2024, 19:11 WIB
Ilustrasi vape atau rokok elektrik, Guru Besar FKUI: Uap Vape Sama Bahayanya untuk Orang Sekitar. (Pexels/Jonathan Cooper)
Ilustrasi vape atau rokok elektrik, Guru Besar FKUI: Uap Vape Sama Bahayanya untuk Orang Sekitar. (Pexels/Jonathan Cooper) /

 

ZONABANTEN.com – Rokok elektrik yang dikenal dengan vape sedang digandrungi kawula muda. Bahkan vape sudah menjadi icon fashion bagi mereka. Ditambah lagi harga rokok konvensional semakin meningkat, sehingga membuat keinginan membeli rokok elektrik semakin meningkat.

Sudah banyak edukasi mengenai bahaya rokok konvensional, tetapi mengenai risiko mengkonsumsi rokok elektrik belumlah dipahami banyak orang. Padahal, jika mengkonsumsinya, kedua jenis rokok ini sama-sama memiliki risiko gangguan kesehatan.

Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr dr Agus Dwi Susanto mengatakan seperti halnya rokok konvensional atau rokok kretek, uap yang dihasilkan oleh vape atau rokok elektrik juga berbahaya bagi orang di sekitar jika terhirup.

Baca Juga: Resep Menu Buka Puasa, Siomay Ayam ala Devina Hermawan Cocok Untuk Ide Usaha

Hal tersebut dikemukakannya dalam merespons unggahan video yang viral di media sosial TikTok, yang menceritakan tentang seorang pengguna vape rutin yang kini menjadi pasien radang paru atau pneumonia.

"Sama berbahayanya. Jadi, uap vape maupun asap rokok konvensional sama-sama berbahaya untuk kesehatan," katanya mengutip dari ANTARA Jakarta, Kamis, 7 Maret 2024.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) itu mengatakan bahaya yang ditimbulkan oleh asap vape berasal dari kandungan nikotin, zat karsinogen (pemicu kanker), dan partikel halus (particulate matter/PM) yang terdapat pada uap yang dihasilkan oleh vape.

"Jadi kalau menggunakan vape setiap hari, ataupun menghirup uapnya juga berisiko sama. Riset luar negeri, WHO mengatakan orang-orang yang ada di sekitar pengguna vape juga menghirup bahan berbahaya di vape itu," ujarnya.

Baca Juga: PLN ICON Plus Kerja Sama dengan Kejaksaan Negeri Lebak untuk Tingkatkan Pelayanan

Agus mengatakan, dirinya pernah menemukan berbagai kasus penyakit yang berhubungan dengan penggunaan vape ini. Penyakit ini diantaranya seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), serta risiko infeksi paru seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan radang paru atau pneumonia yang diakibatkan oleh vape setidaknya setahun sekali.

Meski begitu, sampai saat ini belum terdapat laporan resmi berapa jumlah penyakit kronis yang diakibatkan oleh vape di Indonesia, namun Agus meyakini dari sekitar 1.500 Dokter Spesialis Paru di Indonesia, setidaknya seribu di antaranya pernah menemukan kasus yang sama, yang diakibatkan oleh vape.

Salah satu faktornya, adalah waktu yang diperlukan untuk dapat mengetahuinya secara rinci, di mana penyakit kronis pada rokok konvensional baru dapat dideteksi setelah 20 tahun pemakaian. Sedangkan, vape baru marak digunakan pada sepuluh tahun terakhir ini.

"Suatu saat, mungkin sekitar 20 tahun lagi jangan-jangan ada ledakan penyakit kronik karena vape, itu bisa saja terjadi," ungkapnya.

Baca Juga: Waspada! Ribuan Warga Kabupaten Tangerang Terjangkit DBD, 4 Orang Meninggal Dunia

Untuk itu, ia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mengonsumsi rokok dalam bentuk apapun, baik vape maupun rokok konvensional, karena semuanya memiliki risiko dan bahaya yang sama bagi kesehatan.

Bukan hanya vape, bahkan rokok sejenisnya seperti shisha juga sama bahayanya. Jangkanya bisa pendek bisa juga panjang.

"Termasuk juga shisha, sama juga bahayanya untuk kesehatan jangka pendek atau panjang. Hindari penggunaannya, karena akan menyebabkan penyakit suatu saat nanti pada diri masyarakat," tutur Agus Dwi Susanto.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x