Jangan Dianggap Sepele, Gaya Parenting Ini Dapat Membentuk Sikap Bullying pada Anak

- 3 Oktober 2023, 10:13 WIB
Gaya parenting yang dapat menumbuhkan sikap bullying pada anak
Gaya parenting yang dapat menumbuhkan sikap bullying pada anak /@autismsocietync/Instagram

ZONABANTEN.com - Beberapa waktu belakangan ini, di Indonesia marak terjadi tindak bullying baik pada anak dibawah umur ataupun remaja. Ternyata, tindak bullying tersebut sangat berkaitan erat dengan gaya parenting yang dilakukan oleh keluarga. Bagi sebagian orang, mungkin menganggap remeh mengenai gaya parenting, padahal hal ini jika dilakukan dengan kurang tepat akan membentuk sikap bullying pada anak. Lantas, gaya parenting bagaimana yang dapat menumbuhkan sikap bullying pada anak?

Tentu saja, para orang tua tidak mau anak mereka tumbuh menjadi seorang pelaku atau bahkan korban bullying bukan.

Sebelum terlambat, yuk evaluasi ulang mengenai gaya parenting yang diterapkan selama ini.

Berikut adalah sikap orang tua atau gaya parenting yang dapat menumbuhkan sikap bullying pada anak.

Peran orangtua dalam membentuk karakter anak sangat penting. 

Gaya parenting yang diterapkan dapat memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan anak, termasuk potensi mereka untuk menjadi pelaku atau korban bullying

Pendidikan anak adalah tugas yang kompleks dan penting bagi orangtua. 

Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah bagaimana gaya parenting yang diterapkan dapat memengaruhi perkembangan sikap anak, termasuk potensi mereka untuk terlibat dalam perilaku bullying.

Baca Juga: Apa Itu Bullying: Pengertian, Dampak, dan Cara Menghindarinya

Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa gaya parenting yang dapat berkontribusi pada pembentukan sikap bullying pada anak.

Gaya Parenting yang Dapat Menumbuhkan Tindak Bullying pada Anak 

1. Kurangnya Pengawasan

Salah satu faktor yang dapat berperan dalam membentuk sikap bullying pada anak adalah kurangnya pengawasan orangtua terhadap aktivitas mereka. 

Ketika anak tidak dipantau dengan baik, mereka dapat merasa lebih bebas untuk melakukan perilaku negatif tanpa takut konsekuensi. 

Orangtua yang tidak memperhatikan aktivitas anak mereka secara online maupun offline dapat melewatkan tanda-tanda awal perilaku bullying.

2. Model Perilaku Agresif

Anak-anak sering meniru perilaku yang mereka lihat di lingkungan mereka, terutama dari orang tua. 

Jika orang tua sering menunjukkan perilaku agresif atau merendahkan orang lain, anak-anak cenderung menganggap bahwa perilaku semacam itu adalah wajar. 

Oleh karena itu, orangtua perlu memerhatikan bagaimana mereka sendiri berinteraksi dengan orang lain dan berusaha menjadi contoh positif.

3. Kurangnya Komunikasi Terbuka

Baca Juga: Terlalu Memanjakan Anak Dapat Membentuk Perilaku Bullying, Kok Bisa? Begini Penjelasannya

Komunikasi yang buruk antara orangtua dan anak dapat menyulitkan anak untuk menyampaikan perasaan mereka atau menghadapi masalah dengan cara yang sehat. 

Ini dapat menyebabkan anak mencari cara lain untuk mengekspresikan diri, termasuk dengan cara berperilaku secara agresif terhadap teman-teman mereka.

4. Pemberian Hukuman yang Tidak Sesuai

Gaya parenting yang melibatkan hukuman yang keras atau tidak sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan anak dapat menyebabkan mereka merasa frustrasi dan marah. 

Ini bisa mengarah pada rasa ingin balas dendam terhadap teman sebaya mereka, yang bisa berujung pada perilaku bullying.

5. Mendukung Perilaku Dominan

Orang tua yang secara aktif mendukung atau membenarkan perilaku agresif atau dominan anak mereka tanpa memberikan arahan yang jelas tentang moralitas dan etika dapat secara tidak langsung mengizinkan sikap bullying berkembang.

Gaya parenting yang kita terapkan memiliki dampak signifikan pada perkembangan anak, termasuk potensi mereka untuk terlibat dalam perilaku bullying

Orang tua memiliki peran penting dalam membentuk sikap anak mereka. 

Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami bagaimana gaya parenting mereka dapat memengaruhi anak-anak mereka dan berusaha untuk menjadi contoh positif serta membangun komunikasi yang terbuka dan sehat dengan mereka. 

Dengan demikian, kita dapat membantu mencegah sikap bullying dan membentuk anak-anak yang lebih peduli dan bertanggung jawab dalam interaksi sosial mereka.

Baca Juga: Cara untuk Cegah Anak agar Tak Alami Bullying

Lalu, bagaimana sikap orang tua atau parenting yang baik, yang dapat menghindarkan anak tumbuh menjadi pelaku atau korban dari bullying?

Berikut adalah penerapan gaya parenting yang tepat untuk mencegah terjadinya tindak bullying pada anak.

Gaya Parenting yang Baik vs Tidak Baik, yang Dapat Berdampak Pada Tidak Bullying

1. Otoriter vs Demokratis

- Gaya parenting otoriter, yang melibatkan kontrol yang berlebihan dan aturan yang sangat ketat, dapat membuat anak merasa tertekan. 

Ini dapat menyebabkan mereka mencari kekuasaan dan kontrol di tempat lain, termasuk dalam perilaku bullying.

- Sebaliknya, gaya parenting demokratis yang mendorong komunikasi terbuka dan memberikan anak kebebasan dalam pengambilan keputusan dapat membantu mereka mengembangkan empati dan keterampilan sosial yang positif, mengurangi potensi mereka untuk terlibat dalam bullying.

2. Ketidakpedulian vs Perhatian

- Orangtua yang kurang peduli terhadap anak mereka cenderung membuat anak merasa tidak dihargai dan tidak memiliki dukungan. 

Ini dapat menyebabkan mereka menjadi rentan sebagai korban bullying.

- Orangtua yang memberikan perhatian dan dukungan yang mencukupi dapat membantu anak merasa lebih percaya diri dan memiliki keterampilan sosial yang baik, yang dapat mengurangi risiko mereka menjadi pelaku atau korban bullying.

Baca Juga: 7 Cara Menangani Bullying pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu!

3. Model Perilaku

- Orangtua adalah model utama untuk anak-anak. 

Jika orangtua menunjukkan perilaku agresif atau merendahkan orang lain, anak-anak cenderung meniru perilaku tersebut, meningkatkan potensi mereka sebagai pelaku bullying.

- Sebaliknya, orangtua yang mempraktikkan komunikasi yang sehat, pemecahan masalah, dan empati dapat mengajarkan anak nilai-nilai positif dan mengurangi kemungkinan mereka terlibat dalam perilaku bullying.

4. Komunikasi Terbuka

- Gaya parenting yang mendorong komunikasi terbuka antara orangtua dan anak dapat membantu anak merasa nyaman berbicara tentang pengalaman mereka.

Hal ini dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah sebelum mereka berkembang menjadi situasi bullying.

Gaya parenting memiliki pengaruh yang kuat terhadap sikap anak terhadap bullying, baik sebagai pelaku maupun korban.

Orangtua memiliki tanggung jawab besar dalam membimbing anak-anak mereka untuk menjadi individu yang bertanggung jawab, empatik, dan peduli terhadap lingkungan sekitar. 

Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa pendekatan parenting yang positif, penuh kasih sayang, dan mendukung dapat membantu mencegah anak terlibat dalam perilaku bullying.

Dengan perhatian dan komunikasi yang baik, kita dapat membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang lebih baik dan masyarakat yang lebih aman dari bullying.***

Editor: Dinda Indah Puspa Rini

Sumber: TikTok @sabrinamaidaaah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah