Perlu diingat, tangan tidak boleh memegang bagian akar gigi. Jadi, peganglah bagian mahkota gigi, yakni bagian yang warnanya cenderung lebih putih.
Cuci gigi tersebut di bawah air yang mengalir, tidak perlu disikat. Selanjutnya, gigi bisa dipasang kembali sambil menggigit tisu atau kain untuk mencegah gigi tidak tertelan.
Jika tidak bisa, gigi tersebut juga bisa disimpan di bawah lidah atau dijepit di antara pipi dan gusi rahang bawah.
Ini bisa dilakukan ketika orang yang mengalami kecelakaan tersebut masih dalam keadaan sadar.
Namun, jika tidak sadar ataupun berisiko tinggi tertelan, yang terpenting adalah gigi copot itu harus diupayakan tetap basah dan tidak boleh kering.
Jangan menyimpan gigi di saku atau kain yang menyebabkan gigi menjadi kering. Hal ini dikarenakan terdapat serabut-serabut yang mengikat antara gigi tulang.
Ketika gigi terlepas, serabut itu ada yang menempel pada rahang dan sebagian lagi menempel pada gigi copot.
Serabut yang mengikat tersebut jika kering akan mati. Oleh sebab itu, serabut pada gigi copot harus dijaga kelangsungan hidupnya, supaya dapat bersambungan kembali dengan tulang rahang pada saat penanaman kembali.
Apabila tidak disimpan di dalam mulut, gigi copot masih bisa disimpan dengan cara direndam menggunakan larutan susu, air kelapa, cairan lensa kontak, ataupun larutan saline.