Hal ini dilakukan untuk mengesampingkan kemungkinan kondisi seperti kerusakan gendang telinga, lalu setelah itu diikuti dengan tes pendengaran.
Jika kemampuan dalam pendengaran pasien di kedua sisi menunjukkan gangguan pendengaran 30 desibel (dB) atau lebih dalam tiga tes frekuensi berturut-turut, ia akan didiagnosis menderita gangguan pendengaran mendadak.
Perawatan stroke telinga ini akan melibatkan resep steroid oral yang dapat membantu meredakan peradangan.
Baca Juga: Penyebab Barotrauma, Rasa Tidak Nyaman Pada Telinga yang Sering Terjadi Saat Naik Pesawat
Obat antivirus dan vasodilator ini juga dapat diresepkan untuk meningkatkan suplai darah ke telinga.
Jika hal ini tetap tidak mampu meredakan, maka dokter dapat mengatur pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) pada pasien, untuk membantu mendiagnosis apakah stroke telinga yang tiba-tiba diderita disebabkan oleh tumor.
Beberapa pasien juga dapat memulihkan pendengarannya setelah menerima perawatan obat, sementara beberapa yang lain tidak.
Untuk meningkatkan kemungkinan sembuh, penderita stroke telinga harus mendapatkan pengobatan sesegera mungkin.
Jika seseorang memiliki keraguan atau gejala, ia harus mengatur pemeriksaan medis secara mendetail dengan spesialis THT sesegera mungkin.
Bagaimana cara mencegah stroke telinga?