Kebiasaan Mencari Gejala Penyakit di Google Bisa Bawa Dampak Buruk, Hati-hati Cyberchondria Menghampirimu

- 17 Juli 2022, 14:14 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi. /Pixabay/Khusen Rustamov

Baca Juga: Bolehkah Berwudhu di Kamar Mandi atau Toliet? Ustadz Adi Hidayat Berikan Pencerahan

Fenomena Cyberchondria menjadi sangat mengkhawatirkan. Pada tahun 2019, Wect News memberitakan bahwa hasil dari penelitian yang dilakukan oleh eligibility.com ditemukan sebanyak 89 persen pasien mencari tentang penyakit mereka di Google sebelum konsultasi dengan dokter.

Menurut hasil penelitian tersebut, alasan orang mencari tentang penyakit mereka sebelum pergi ke dokter adalah untuk mengetahui tingkat keparahan dari penyakit (yang mungkin) diidapnya.

Seorang asisten dokter di Masonboro Family Medicine, Kim Martin, menceritakan bagaimana bukti nyata bahwa mencari dan mendiagnosa penyakit sendiri melalui internet hanya membuat orang merasa cemas yang berlebihan.

“Mereka akan bilang, ‘Oh, saya tidak sakit kanker? Syukurlah,” ucap Martin.

Hal tersebut membuktikan bahwa orang-orang sudah merasa khawatir sebelum berkonsultasi ke dokter karena sudah mendiagnosa diri sendiri.

Bahkan, tidak jarang diagnosisnya ini ke arah penyakit yang parah.

Martin menambahkan bahwa terkadang memang memeriksa terlebih dahulu gejala penyakit melalui internet sebelum ke dokter, bisa berdampak baik. Namun, yang perlu diperhatikan adalah sumber informasi yang diserap.

Baca Juga: Mampu Usir Ular Menjauh, 5 Tanaman Hias Ini Wajib Ada di Rumah

Huffpost menuliskan bahwa pencarian informasi tentang penyakit ini lebih baik dilakukan melalui sumber-sumber resmi dan terpercaya, seperti situs utama lembaga kesehatan, data-data dari universitas yang berkaitan dengan kesehatan, dan langsung dari data-data yang ada di situs rumah sakit.

Halaman:

Editor: Bunga Angeli

Sumber: huffpost ANTARA nih.gov wect.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x