Tips Jadi Single Parent, Awalnya Berat, Hasilnya Nikmat

- 20 Februari 2021, 08:03 WIB
Ilustrasi Single Parent (Ayah Tunggal)
Ilustrasi Single Parent (Ayah Tunggal) /Instagram/@_kulfi.antv

ZONA BANTEN - Kehilangan pasangan karena perpisahan cerai atau kematian, tentu berat.

Terlebih, dari pernikahan itu sudah ada anak yang membutuhkan kasih sayang orang tua.

Ya, bagi single parent, khususnya bagi pria awalnya sungguh berat.

Baca Juga: SIMAK! Ini Trik Bikin Pipi Tembem Jadi Tirus 

Berperan sebagai ayah merangkap ibu untuk pertama kali pasti akan terasa berat, kikuk, dan membuat beban pikiran.

Bentrokan waktu, membagi waktu antara bekerja di luar dan memantau anak yang sementara diasuh saudara atau pengasuh yang kita bayar, akan memecah konsentrasi.

Bagaimana caranya menjadi single parant yang bisa membagi waktu dan perhatian terhadap anak? Berikut tipsnya untuk anda: 

Baca Juga: Jumpai Teten Masduki, Shopee Sebut Pedagang Lokal dan UMKM Mendominasi Platform hingga 97 Persen

1. Sembuhkan dahulu diri sendiri

Kehilangan pasangan merupakan sebuah peristiwa menyakitkan dalam hidup. Baik itu akibat perceraian atau kematian.

Kalau perceraian urusan anak biasanya menjadi hak ibunya apabila masih kecil. Terkadang juga berembuk membagi pengurusan anak kalau misalnya anak ada dua orang atau lebih.

Baca Juga: Luar Biasa! Ternyata, Bersilaturahmi Selama 1 Menit Bisa Menghapus Dosa 100 Tahun  

Sebelum bisa mengurus anak, sembuhkan dulu luka hati kita. Luka hati yang paling dalam saat perpisahan itu karena terpisah oleh kematian.

Apalagi melihat anak-anak masih kecil dan masih membutuhkan perhatian ibunya.

Bila perlu menangis, maka menangislah. Bila perlu konseling maka carilah psikolog yang bisa membantu mengobati kesedihan.

Hal terbaik untuk mengurangi kesedihan adalah membaginya dengan salah seorang sahabat terdekat.

Baca Juga: Jangan Putus Asa, Panjatkan Doa Ini Supaya Dimudahkan Allah Melunasi Hutang 

2. Jangan buru-buru mencari pengganti pasangan

Berhati-hatilah dalam memilih calon pengganti. Fokus awal-awal setelah anak-anak kehilangan ibunya adalah jangan sampai mereka juga kehilangan kasih sayang dan waktu dari ayahnya.

Perbanyak waktu luang bersama anak-anak. Untuk sementara kesempingkan dulu keingin mencari pasangan pengganti dalam waktu dekat.

Biarkan anak-anak beradaptasi dengan rasa kehilangan mereka.

Bila perpisahan karena kematian, maka usahakan anak-anak tetap mengenang ibunya di hati mereka. Simpanlah baik-baik foto kenangan bersama dengan ibunya. 

Baca Juga: Yuk, Perbaiki CV Anda, Supaya HRD Tertarik Membacanya

3. Mintalah nasehat dari ibu atau saudara perempuan

Jangan malu untuk meminta saran dan nasehat dari ibu kandung, atau saudara perempuan yang sudah memiliki anak, bagaimana cara mengasuh anak. Bagaimana menghadapi sifat-sifat mereka.

Sudut pandang perempuan dalam parenting biasanya lebih tajam karena mereka lebih berpengalaman.

Artikel ini sebelumnya sudah dimuat di jurnalgaya.com dengan judul 10 Tips Duda Keren Mengasuh Anak Tanpa Istri, Menjadi Ayah Tunggal yang Hebat

Baca Juga: Terungkap! Ternyata Otak Pria dan Wanita Memiliki Perbedaan, Ini Penjelasannya 

Cobalah sebisa mungkin menerapkan saran-saran mereka. Sedikit adaptasi dengan posisi sebagai ayah tunggal.

Semisal saat menidurkan anak, seorang ibu lebih suka menidurkan anak sambil mendongeng.

Coba lakukan hal tersebut agar memori di otaknya merekam terus kebahagiaan anak memiliki seorang ayah yang mendongeng untuk anaknya.

 Baca Juga: Cocok! Ini Usaha yang Dikembangkan Mantan Menkes Terawan

4. Rencanakan masa depan anak-anak kita

Saat bersama istri biasanya kita suka mengobrolkan bagaimana masa depan anak-anak berdasarkan karakter dan kesukannya.

Ke mana mereka akan sekolah, masuk jurusan apa, dan akhirnya nanti akan dikuliahkan ke mana.

Baca Juga: Pangeran Harry dan Meghan akan Berhenti Menjadi Bangsawan yang Memiliki Peran Kerajaan 

Bila istri masih ada, bila perpisahan karena perceraian obrolan masih bisa dilakukan dengan komunikasi telepon. Bila istri sudah meninggal maka hanya sang ayah yang bisa memutuskan sendiri.

Gambarlah rencana masa depan anak-anak kita. Bila perlu dalam sebuah buku khusus, tuliskanlah, lalu bicarakan dengan anak-anak keinginan mereka ke depannya bagaimana.

Melibatkan anak-anak dalam urusan masa depan mereka sendiri akan menjauhkan kita dari stigma ayah otoriter.

Baca Juga: WhatsApp Tetap Akan Lanjutkan Kebijakan Privasi Baru yang Kontroversial Untuk Pengguna

5. Seimbangkan waktu dan perhatian

Bagilah waktu dan perhatian antara pekerjaan dengan anak-anak.

Apabila di hari-hari biasa waktu tersita banyak untuk pekerjaan. Luangkanlah waktu di akhir pekan untuk melakukan sesuatu bersama-sama dengan anak.

Tinggalkan ponsel, laptop, dan tablet yang berhubungan dengan pekerjaan. Fokus hanya pada anak di akhir pekan ini.

Baca Juga: Naik Lagi 1.920 Positif, Update Sebaran Corona DKI Jakarta Hari Ini, 19 Februari 2021

6. Sering mengobrol dan berbagi bersama anak

Sering-seringlah anak-anak kita diajak berdiskusi, bahkan untuk hal remeh-temeh seperti mengganti sprei kasur, hordeng rumah, atau masalah sepele lainnya.

Anak-anak akan merasa dilibatkan dalam merawat rumah mereka sendiri.

Baca Juga: Ibu Fadli Zon Wafat, Kenangannya Bikin Terharu 'Ketika Kondisinya Membaik, Badan Ini Rasanya Ikut Membaik'

7. Bagikan kesedihan atas kehilangan dengan mengalihkan pada hobi

Terkadang berusaha menyembuhkan diri sendiri adalah hal paling sulit. Coba alihkan kesedihan itu menjadi energi untuk melakukan kembali hobi-hobi yang dulu sempat tertunda.

Bagi yang memiliki hobi lain seperti catur, bermain game online, bisa mulai dicoba kembali.

Baca Juga: Waspada Ternyata Dehidrasi Bisa Sebabkan Depresi, Pakar Sarankan Hal Berikut Supaya Tak Alami Penyakit Ini

8. Good parenting itu tidak mudah tapi bisa dipelajari dari pengalaman

Belajar good parenting menjadi single parent atau ayah tunggal sekaligus duda keren memang tidak mudah, tapi itu semua bisa dipelajari dari berbagai pengalaman.

Banyak sekali grup-grup Facebook orang tua tunggal, artikel-artikel berbagi pengalaman, buku-buku yang ditulis ahli psikologi dan lain-lain, yang bisa kita pelajari sebagai seorang ayah tunggal.    

Baca Juga: Lihat Apa Kata Zodiak Anda Jika Ingin Bepergian Tahun Ini

9. Sayangi diri sendiri

Apabila anak-anak sudah stabil dan menerima kehilangan mereka. Jangan lupakan diri kita sendiri. Sayangi diri kita sendiri.

Luangkan waktu untuk me time, waktu untuk menyenangkan diri sendiri.

Lakukanlah hal-hal yang dianggap menyenangkan tanpa melibatkan anak-anak sewaktu-waktu.

Baca Juga: Myanmar Makin Panas, Seorang Gadis Pengunjuk Rasa Tewas Setelah Ditembak di Kepala oleh Polisi 

Memancing di lautan, memanjat gunung, moto cross di gunung, olah raga di pusat kebugaran, refleksi untuk menyegarkan kembali tubuh, memanjakan lidah dengan makan di restoran favorit, atau bagpacker ke kota lain untuk sekadar menyenangkan hati.

Go for it.

Bila perlu ambil cuti kerja untuk melakukannya. Kalian para ayah tunggal, single parent, dan duda keren layak untuk mendapatkannya.

Baca Juga: Tak Punya iPhone Tapi Ingin Nikmati Sensasi Clubhouse? Aplikasi Discord Bisa Jadi Solusi, Ini Detail Fiturnya 

10. Menikahlah bila waktunya sudah tepat

Saat dirasakan waktunya sudah tepat, tanyakan pada anak-anak bagaimana perasaan mereka kalau ayahnya ingin menikah kembali.

Dekatkan juga calon ibu sambung mereka pada anak-anak dengan banyak melakukan kegiatan bersama. Liburan bersama anak-anak dan calon ibu barunya.***( Qiya Ameena/Jurnal Gaya)

Editor: Yuliansyah

Sumber: Jurnal Gaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah