Mengapa Golongan Darah O Lebih Kebal COVID-19? Ini Sebabnya

- 18 Desember 2020, 14:40 WIB
Ilustrasi Kantung Darah Golongan Darah
Ilustrasi Kantung Darah Golongan Darah /Freepik

ZONABANTEN.com - Penyebaran virus corona (COVID-19) yang muncuk sejak akhir November 2019 masih terus melanda dunia dan menginfeksi jutaan orang hingga saat ini.

Para peneliti pun terus melakukan studi untuk mengetahui obat, vaksin, hingga karakteristik orang-orang yang rentan terhadap serangan virus COVID-19. Bahkan, beberapa penelitian menyebut adanya keterkaitan antara tipe golongan darah dengan COVID-19.

Hasilnya, orang dengan golongan darah O lebih kebal terhadap serangan COVID-19 dibandingkan golongan darah lainnya. Inilah hasil penelitian yang menunjukkan golongan darah O lebih kebal terhadap COVID-19 :

1. Penelitian di Universitas Kiel di Jerman

Hasil penelitian dari Universitas Kiel di Jerman yang dimuat di New England Journal of Medicine mengatakan telah menemukan dua variasi genetik yang menunjukkan kemungkinan siapa yang lebih cenderung terinfeksi parah akibat COVID-19 yang berhubungan dengan golongan darah tertentu.

Baca Juga: Tandai Kalender Anda Untuk Bulan Baru Pertama Tahun 2021

Studi itu menyebutkan bahwa orang dengan golongan darah A berisiko lebih tinggi terinfeksi virus Corona dan memiliki gejala yang lebih parah. Sedangkan orang dengan golongan darah O memiliki risiko lebih rendah terpapar COVID-19.

"Data genetik kami mengkonfirmasi bahwa golongan darah O memiliki risiko tertular COVID-19 lebih rendah daripada kelompok darah non-O, sedangkan golongan darah A dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi daripada golongan darah non-A," kata para peneliti dalam laporan mereka.

2. Penelitian Yang Dilakukan 23andMe

Perusahaan bioteknologi 23andMe, yang berbasis di California, AS telah meneliti jutaan profil DNA dari basis datanya untuk menjelaskan adanya perah genetika dalam penularan COVID-19.

Hasil penelitian yang dilakukan pada 750.000 peserta menunjukkan bahwa golongan darah tipe O ternyata bisa melindungi diri dari virus Corona.

Penelitian ini menemukan bahwa orang dengan tipe darah O, 9-18 persen lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi  COVID-19. Tetapi, hasil penelitian ini melihat ada sedikit perbedaan dalam kerentanan di antara golongan darah lain.

"Ini masih masih awal, bahkan dengan ukuran sampel ini mungkin tidak cukup untuk menemukan asosiasi genetik. Kami pun bukan satu-satunya pihak yang meneliti hal ini. Pada akhirnya, para pakar ilmiah yang mungkin perlu mengumpulkan sumber dayanya untuk menjawab kaitan genetik dengan COVID-19," kata peneliti utama Adam Auton yang dikutip dari South China Morning Post.

Baca Juga: Inilah Hal-Hal Baru Untuk 12 Tanda Zodiak di Tahun 2021

3. Penelitian Rumah Sakit Umum Massachusetts

Dari laporan studi yang dilakukan Rumah Sakit Umum Massachusetts, para peneliti juga menemukan orang dengan golongan darah tipe O lebih kecil kemungkinannya terinfeksi COVID-19.

Namun, golongan darah O tidak mempengaruhi pemilihan terkait pasien Corona yang harus memakai ventilator dan lebih berisiko meninggal karena Corona.

Dikutip dari New York Times, Anahita Dua, seorang ahli bedah vaskular di rumah sakit dan penulis senior studi tersebut, mengatakan bahwa golongan darah bukan sesuatu yang dia pertimbangkan ketika menilai risiko yang dihadapi oleh pasien COVID-19.

"Dengan makalah baru ini, mungkin diputuskan bahwa golongan darah tidak mempengaruhi hasil penyakit ini," kata Joern Bullerdiek, direktur Institute for Medical Genetics di University Medicine Rostock di Jerman.

4. Penelitian Yang Dilaporkan Jurnal Annals of Internal Medicine

Sebuah penelitian yang dilakukan di Kanada mengungkap orang dengan golongan darah O maupun Rh-negatif mungkin berisiko sedikit lebih rendah terinfeksi virUS Corona SARS-CoV-2. Penelitian ini telah dilaporkan di jurnal Annals of Internal Medicine.

Baca Juga: Hayat Boumeddiene, Janda Cantik Divonis 30 Tahun Penjara Karena terlibat Aksi Teroris

Penelitian dilakukan terhadap 225.556 orang Kanada, hasilnya, orang dengan golongan darah O 12 persen lebih rendah terinfeksi dan 13 persen lebih rendah mengalami dampak parah hingga kematian akibat COVID-19. Hasil ini didapatkan jika dibandingkan dengan golongan darah A, B, dan AB.

"Studi kami selanjutnya secara khusus akan melihat antibodi semacam itu, dan apakah mereka menjelaskan efek perlindungan," ujar dr Joel Ray dari Rumah Sakit St. Michael di Toronto.

Dr Ray menambahkan, hasil riset ini akan membawa penelitian kepada fokus yang besar terhadap antibodi manusia.

"Belum jelas betul apakah informasi ini dapat mempengaruhi pencegahan atau pengobatan COVID-19. Butuh penelitian lebih lanjut untuk memastikannya," kata Ray.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: NY Times South China Morning Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah