ZONABANTEN.com - Anda pasti sudah tidak asing dengan istilah Mitoni, bukan? Sebenarnya, apa itu tradisi Mitoni? Dirayakan pada kehamilan berapa bulan? Mitoni merupakan sebuah tradisi khas Jawa, memiliki keunikan tersendiri saat dirayakan pada berbagai bulan kehamilan. Meskipun tidak ada aturan baku, banyak keluarga memilih mengadakan Mitoni menjelang kelahiran bayi, umumnya pada trimester ketiga kehamilan.
Acara Mitoni ini juga dijadikan sebagai simbol saatnya keluarga merayakan awal kehidupan baru yang akan segera bergulir.
Mitoni Dirayakan pada Kehamilan 7 Bulan
Tradisi mitoni biasanya dilakukan pada bulan ke tujuh kehamilan.
Perayaan ini merupakan upacara tradisional Jawa yang bertujuan untuk memberikan doa dan harapan agar proses kehamilan berjalan lancar dan bayi yang akan lahir dapat tumbuh dengan sehat.
Mitoni dilakukan pada usia kehamilan tujuh bulan karena dalam tradisi Jawa, angka tujuh dianggap memiliki makna spiritual dan mistis.
Pada bulan ke tujuh kehamilan, dipercayai bahwa janin sudah cukup matang dan memiliki kesempurnaan tertentu.
Sehingga, Mitoni dianggap sebagai waktu yang tepat untuk memohon perlindungan, kesejahteraan, dan kelancaran proses kelahiran.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Uang Panai dalam Tradisi Pernikahan Padang: Sejarah, Makna, dan Filosofi
Selain itu, beberapa orang meyakini bahwa pada usia kehamilan tujuh bulan, janin mulai mendengar dan merespons stimulus dari luar, termasuk doa-doa dan harapan-harapan yang disampaikan selama upacara mitoni.
Oleh karena itu, upacara ini dianggap sebagai langkah penting dalam persiapan spiritual dan sosial menjelang kelahiran anak.
Makna Mitoni
Pada intinya, Mitoni merupakan persembahan doa untuk kelancaran kelahiran dan kehidupan baru.
Beberapa simbol dalam Mitoni mencerminkan makna mendalam, yaitu:
1. Siraman Air
Air yang digunakan dalam siraman melambangkan kesucian dan keberlanjutan kehidupan.
Proses siraman menjadi simbol pembersihan dan persiapan menyambut kehadiran si bayi.
2. Tanaman dan Bunga
Penyajian tanaman dan bunga memiliki makna kesuburan dan keindahan hidup.
Tanaman yang dipilih biasanya memiliki nilai simbolis terkait pertumbuhan dan kehidupan yang subur.
3. Kenduri
Bagian penting dari Mitoni adalah kenduri, di mana keluarga dan kerabat berkumpul untuk merayakan kehidupan.
Makanan yang disajikan mencerminkan keberagaman budaya dan kesyukuran atas kelahiran yang akan datang.
4. Simbol-simbol Lainnya
Selain itu, adakalanya diadakan pementasan wayang kulit atau tarian tradisional sebagai ekspresi seni yang mengiringi prosesi Mitoni.
Meskipun terlahir dari tradisi kuno, tradisi ini tetap dijaga keberlanjutannya di tengah modernisasi.
Sejumlah keluarga kini mengintegrasikan nilai-nilai Mitoni dengan elemen-elemen kontemporer, tetapi tetap mempertahankan esensi dan makna dari tradisi ini.
Dengan demikian, perayaan ini bukan hanya sebuah upacara adat semata, tetapi sebuah perayaan spiritual yang mengajarkan pentingnya menghargai kehidupan baru.
Tradisi Mitoni menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, mengingatkan kita akan akar budaya yang mendalam dan memberikan fondasi yang kokoh bagi generasi yang akan datang.***