Apakah Pneumonia Berbahaya? Berikut Pembahasan Mengenai Penyakit Ini: Penyebab, Resiko, dan Gejalanya

30 November 2023, 09:35 WIB
Bahaya penyakit pneumonia bagi tubuh /freepik/

ZONABANTEN.com - Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang dapat menyebabkan gejala seperti demam, batuk, dan kesulitan bernapas. Bahaya pneumonia dapat meningkat pada kelompok rentan seperti anak-anak kecil, lansia, atau individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Komplikasi serius seperti kerusakan paru-paru dan bahkan kematian dapat terjadi jika tidak diobati dengan cepat.

Jika Anda atau seseorang mengalami gejala pneumonia, segera konsultasikan dengan profesional kesehatan.

Apabila tak segera ditangani penyakit ini dapat berdampak serius hingga dapat menyebabkan kematian.

Pneumonia merupakan sebuah penyakit pernapasan yang dapat memengaruhi siapa saja, memiliki potensi bahaya yang signifikan.

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi pada paru-paru, yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur. 

Dalam artikel ini Tim Zona Banten akan membahas lebih jauh mengenai penyakit ini serta resikonya bagi tubuh.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa penyakit pneumonia dianggap berbahaya.

Bahaya Pneumonia 

1. Potensi Komplikasi Serius

Pneumonia dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, terutama pada kelompok rentan seperti bayi, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan yang lemah.

Komplikasi dapat mencakup infeksi berulang, abses paru, atau bahkan kegagalan pernapasan.

2. Menyerang Sistem Pernapasan

Penyakit ini secara langsung memengaruhi paru-paru, organ vital yang berperan dalam pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Infeksi pada paru-paru dapat menghambat fungsi normalnya, menyebabkan kesulitan bernapas dan penurunan kinerja sistem pernapasan.

Baca Juga: Apa Itu Penyakit Pneumonia? Berikut adalah Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatannya

3. Penyebaran Melalui Udara

Pneumonia dapat menyebar melalui tetesan kecil yang terhirup dari udara yang terkontaminasi.

Hal ini membuatnya mudah menyebar di antara individu, terutama dalam situasi di mana kontak dekat tidak dapat dihindari, seperti di rumah atau di tempat umum.

4. Dapat Menyebabkan Kematian

Pada beberapa kasus, terutama ketika tidak segera diobati atau pada individu dengan kondisi kesehatan yang lemah, pneumonia dapat menjadi penyebab kematian.

Keberlanjutan infeksi dan penyebaran ke bagian lain dari tubuh dapat menyebabkan konsekuensi fatal.

5. Meningkatkan Risiko Penyakit Lain

Penderita pneumonia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit lain, seperti penyakit jantung atau gangguan pernapasan kronis.

Penyakit ini dapat memberikan tekanan tambahan pada tubuh, memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada.

Bahaya Pneumonia pada Anak-anak

Anak-anak cukup rentan terhadap berbagai jenis penyakit, termasuk Pneumonia. Jenis penyakit ini cukup berbahaya karena bisa menyebabkan kematian.

Bahkan, Indonesia masuk dalam kelompok 10 penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi. 

Penderita dapat mengalami radang paru-paru sehingga alveolus yang seharusnya berisi udara akan penuh dengan cairan.

Sebagai satu-satunya organ yang berfungsi untuk pertukaran oksigen, fungsi paru-paru sangat penting.

Jika fungsinya terhambat, maka semua kerja organ tubuh akan terganggu. Tubuh bisa mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen.

Gejala yang muncul pada anak adalah sesak napas dan kesulitan untuk mendapatkan oksigen.

Baca Juga: 12 November Memperingati Hari Pneumonia Sedunia, Perjuangkan Kebutuhan Penderita Penyakit Ini

Selain itu, tarikan napas terlihat lebih cepat dan muncul cekungan pada bagian dada sebelah bawah ketika si kecil sedang bernapas. 

Karena kekurangan oksigen, tubuh menjadi terlihat lebih biru dan napas tersengal-sengal.

Untuk anak yang masih kecil, tanda paling jelas adalah lebih rewel karena merasakan tubuh yang tidak nyaman.

Biasanya kondisi ini diikuti dengan nafsu makan yang turun drastis, muntah hingga tidak sadar karena kekurangan oksigen dalam tubuhnya.

Faktor pemicu Pneumonia pada Anak

Tubuh anak masih rentan sehingga sangat mudah terkena penyakit. Apalagi jika mengalami Pneumonia, menyebabkan mudah terjangkit penyakit lain.

Kondisi sejak lahir dapat memicu pneumonia pada anak. Apalagi secara umum imunitas anak-anak cukup rendah dibanding orang dewasa. Beberapa pemicu Pneumonia antara lain:

- Tidak meminum ASI sejak masih bayi

- Kekurangan gizi atau malnutrisi

- Terjangkit infeksi seperti HIV, campak dan jenis penyakit lainnya

- Lahir prematur sehingga organ tubuh belum berfungsi secara sempurna

Pemberian imunisasi yang kurang lengkap, terutama vaksin pneumonia

Selain faktor internal atau dari dalam tubuh si kecil, faktor eksternal juga turut menyebabkan anak-anak rentan mengalami pneumonia.

Penyebab dari luar tersebut diantaranya adalah polusi udara, paparan debu dan asap rokok serta tinggal di lingkungan dengan tingkat kebersihan yang rendah.

Penting untuk diingat bahwa penanganan cepat dan tepat adalah kunci untuk mengurangi bahaya pneumonia.

Vaksinasi, perawatan medis dini, dan menjaga kebersihan lingkungan dapat membantu mencegah penyakit ini. 

Baca Juga: Cegah Pneumonia dengan Pemberian Nutrisi yang Cukup

Meskipun pneumonia dapat berbahaya, upaya pencegahan dan perawatan yang tepat waktu dapat membantu mengurangi dampak negatifnya pada kesehatan.

Penyebab Pneumonia

1. Bakteri dan Virus

Pneumonia sering kali disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae atau virus seperti influenza.

Infeksi ini dapat menyebar ke dalam paru-paru dan memicu respons imun yang menyebabkan peradangan.

2. Jamur dan Zat Kimia

Beberapa kasus pneumonia disebabkan oleh jamur seperti Pneumocystis jirovecii, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Pemaparan terhadap zat kimia atau asap juga dapat menjadi pemicu pneumonia.

Penyebab pneumonia bisa bermacam-macam. Infeksi pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau bahkan oleh paparan bahan kimia tertentu. 

Bakteri Streptococcus pneumoniae adalah penyebab umum pneumonia bakterial, sementara virus seperti influenza, adenovirus, atau virus respiratori sincisial (RSV) dapat menyebabkan pneumonia virus.

Pneumonia jamur lebih sering terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Faktor risiko termasuk usia (anak-anak dan lansia lebih rentan), kondisi kesehatan seperti penyakit kronis atau sistem kekebalan yang lemah, dan paparan terhadap asap rokok atau polusi udara.

Pneumonia juga dapat berkembang sebagai komplikasi dari infeksi pernapasan atas yang tidak diobati.

Gejala Pneumonia

Gejala pneumonia dapat bervariasi, tetapi beberapa tanda umum termasuk:

1. Demam: Suhu tubuh yang tinggi

Baca Juga: Saran Pencegahan dan Gejala Pneumonia Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia

2. Batuk: Batuk yang mungkin menghasilkan lendir berwarna

3. Kesulitan Bernapas: Terutama saat aktivitas fisik atau pernapasan cepat

4. Nyeri Dada: Nyeri atau ketidaknyamanan saat bernapas atau batuk

5. Kelelahan: Merasa lelah atau kelelahan yang berlebihan

6. Menggigil: Getaran tubuh karena suhu tinggi

7. Nafsu Makan Menurun: Hilangnya nafsu makan atau penurunan berat badan

Gejala dapat bervariasi tergantung pada penyebab pneumonia, dan kondisi ini dapat berkembang dengan cepat atau secara bertahap.

Jika seseorang mengalami gejala-gejala ini, terutama jika parah, segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan adalah tindakan yang penting.

Diagnosa dan Pengobatan

1. Pemeriksaan Fisik dan Radiologi

Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan menggunakan sinar-X dada untuk melihat tanda-tanda peradangan pada paru-paru.

2. Antibiotik atau Antivirus 

Pengobatan pneumonia tergantung pada penyebabnya. Antibiotik digunakan untuk infeksi bakteri, sementara antivirus digunakan untuk infeksi virus.

3. Pemulihan dan Pencegahan

Istirahat yang cukup dan mengonsumsi cairan adalah bagian penting dari pemulihan. Vaksinasi, terutama vaksin pneumonia dan influenza, dapat membantu mencegah penyakit ini.

Itulah informasi mengenai bahaya penyakit pneumonia. Bagi Anda yang mengalami gejala serupa diharapkan segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan serius.***

Editor: Dinda Indah Puspa Rini

Sumber: Hermina Hospitals

Tags

Terkini

Terpopuler