Waspada Mastitis! Simak Gejala dan Penangannya

24 Maret 2023, 20:45 WIB
Ilustrasi payudara sakit akibat mastitis /Ilustrasi. PEXELS/Anna Tarazevich

ZONABANTEN.com - Mastitis merupakan masalah kesehatan yang banyak diderita oleh ibu menyusui yang baru melahirkan.

Masitis menyebabkan munculnya ketidaknyamanan pada seorang ibu saat menyusui anaknya. Rasa tidak nyaman, bahkan sakit menyebabkan munculnya rasa tersiksa dan perubahan suasana hati.

 

Mastitis merupakan kondisi di mana payudara mengalami pembengkakan dan peradangan. Kondisi ini banyak dialami oleh ibu yang baru melahirkan dan sedang menyusui menyusui. 

Baca Juga: Inilah Syarat, Tata Cara Pendaftaran dan Pembayaran UTBK-SNBT 2023

Penyakit ini biasanya terjadi pada tiga bulan pertama setelah seorang ibu melahirkan atau terkadang dapat juga menyerang pada saat dua tahun setelah melahirkan.

Mastitis yang diderita harus segera diberikan penanganan sebelum menimbulkan gejala lebih parah. Penanganan mastitis bertujuan untuk mengatasi masalah yang muncul pada saat ibu memberikan perawatan pada bayinya.

Mastitis yang terjadi biasanya juga disertai dengan munculnya infeksi pada payudara. Kondisi ini menyebabkan seorang rasa tidak tidak nyaman dan kesulitan dalam melakukan aktivitas. Apabila sudah demikian, penderita mastitis harus segera berkonsultasi dengan dokter untuk segera  diberikan pengobatan yang tepat. DAda beberapa kondisi yang dapat diidentifikasi sebagai gejala mastitis, yaitu:

Baca Juga: Prediksi Cuaca Wilayah D.I Yogyakarta, tanggal 25 Maret 2023

Payudara terasa sakit

Terjadi pembengkakan dan kemerahan pada payudara

Muncul benjolan pada payudara yang ketika disentuh akan terasa sakit

Payudara terasa hangat ketika disentuh

Muncul rasa perih dan terbakar saat menyusui

Keluarnya cairan bernanah pada bagian puting payudara

Tubuh terasa pegal-pegal

Mengalami demam dan menggigil

Kelelahan

Muncul garis kemerahan pada payudara

Melansir dari laman resmi mayoclinic.org, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya mastitis

Terjadi penyumbatan pada saluran ASI

Baca Juga: Julian Nagelsmann Dipecat Bayern Muenchen, Fabrizio Romano: Thomas Tuchel Pelatih Bayern yang Baru

Mastitis tipe ini biasanya disebabkan oleh penggunaan produk susu yang partikelnya menyumbat pada saluran ASI. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya infeksi apabila terus dibiarkan.

Disebabkan oleh bakteri

Bakteri penyebab mastitis dapat berasal dari permukaan kulit atau mulut bayi yang kemudian masuk dan menyebar melalui saluran ASI. akibatnya, akan terjadi penyumbatan dan bakteri mudah berkembang dengan baik sehingga dapat mengakibatkan infeksi.

Menururt slodokter.com terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan seorang ibu terkena mastitis. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah :

Adanya luka pada puting

Frekuensi menyusui yang tidak teratur

Memiliki riwayat mastitis sebelumnya

Kurang gizi, kelelahan

Menyusui hanya dengan satu payudara

Kebiasaan merokok

Lemahnya sistem kekebalan tubuh

Pemasangan implan pada payudara.

Apabila demikian, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi mastitis

Tetap menyusui

Ibu harus tetap menyusui agar meringankan kejadian penyumbatan saluran ASI yang terjadi. Posisi mulut bayi diusahakan melekat dengan benar agar menghindari adanya keluhan berlebih yang dialami. Ibu juga bisa melakukan pemijatan pada payudara, menggunakan bra yang tidak ketat, mengompres payudara, banyak minum, mencari posisi menyusui yang nyaman, dan beristirahat yang cukup.

Minum obat

Keluhan tertentu yang dialami penderita mastitis harus segera dikonsultasikan dengan dokter untuk menentukan pengobatan yang tepat.biasanya  dokter akan meresepkan antibiotik pencegah pertumbuhan bakteri dan pereda rasa nyeri.

Mastitis dapat disembuhkan apabila dapat dengan cepat ditangani. Ibu juga harus waspada dan lekas bertindak apabila merasa mengalami gejala mastitis. Apabila mastitis tidak lekas ditangani maka akan menimbulkan gejala yang membuat tidak nyaman. Maka dari itu, tidak perlu takut apabila mengalami gejala mastitis, cukup langsung berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganannya.

Editor: Rahman Wahid

Sumber: cdc.gov

Tags

Terkini

Terpopuler