3 Cara Mencegah Stunting Pada Anak, untuk Masa Depan yang Lebih Baik

11 Agustus 2022, 22:01 WIB
Cara cegah stunting menurut kementrian kesehatan /laman p2ptm.kemkes /

ZONABANTEN.com - Cara cegah stunting perlu diketahui masyarakat Indonesia mengingat masih banyak yang belum mengetahui istilah ini.

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak seperti tinggi badan anak yang lebih pendek dari standar usianya. Lalu bagaimana cara cegah stunting pada anak?

kondisi tubuh anak yang pendek ini sering kali hanya dianggap sebagai faktor keturunan, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerimanya tanpa melakukan apapun dan mencari tahu bagaimana cara mencegah stunting.

Sebagai informasi, faktor keturunan atau genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang pengaruhnya paling kecil dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan, dan pelayanan kesehatan.

Baca Juga: Jangan Lagi Gunakan Pasta Gigi untuk Atasi Jerawat, Hati-hati Iritasi Sebabkan Peradangan pada Kulit

Pada intinya stunting ini merupakan masalah yang dapat dicegah dengan mengetahui 3 cara cegah stunting berikut ini.

Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.

1. Perbaikan Pola Makan

Masalah utama stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam.

Istilah "isi piringku" dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari.

Terutama untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Memperbanyak protein sangat dianjurkan dalam hal ini, dengan tetap membiasakan mengonsumsi buah dan sayur.

Baca Juga: Minji New Jeans dan Sullyoon NMIXX Ternyata Teman Sekelas, Warganet Mabuk Visual

Dalam satu porsi makan, setengah piring perlu diisi oleh sayur dan buah, lalu setengahnya lagi diisi dengan sumber protein yang porsinya lebih banyak daripada karbohidrat.

2. Perbaikan Pola Asuh

Selain pola makan, stunting juga dipengaruhi oleh aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam pemberian makan bagi bayi dan balita.

Calon ibu perlu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin serta memeriksa kandungan empat kali selama kehamilan.

Bersalin di fasilitas kesehatan, melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan bersiaplah agar bayi mendapat kolostrum air susu ibu (ASI), dan berikan hanya ASI sampai bayi berusia 6 bulan.

Setelahnya, ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun perlu diberikan juga makanan pendamping ASI.

Ibu juga dapat memantau tumbuh kembang anak dengan membawa ke Posyandu setiap bulannya.

Baca Juga: Tier List Karakter Tower of Fantasy, Siapa yang Paling Kuat?

Hal lain yang juga harus diperhatikan yaitu berikanlah hak anak untuk mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan dan keamanannya oleh pemerintah.

3. Sanitasi dan Akses Air Bersih

Tidak hanya dua hal di atas, rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk didalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih, menyebabkan risiko ancaman penyakit infeksi.

Perlu dibiasakan mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan.

Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, dan juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa.

Baca Juga: Contoh Teks MC HUT RI ke-77 Menggunakan Bahasa Jawa Serang (Jaseng) atau Bebasan Banten

Hal ini dikarenakan anak stunting, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya namun terganggu juga perkembangan otaknya.

Hal tersebut akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: p2ptm Kemenkes

Tags

Terkini

Terpopuler