Naskah Khutbah Jum’at 27 Oktober 2023: Islam Agama yang Menentramkan dan Penuh Kedamaian

- 27 Oktober 2023, 06:10 WIB
Ilustrasi kutbah sholat Jumat.
Ilustrasi kutbah sholat Jumat. /Pexels/Alena Darmel

ZONABANTEN.com – Islam sebagai agama yang Rahmatan lil ‘alamin selalu membawa ajaran yang berusaha menentramkan dan menciptakan perdamain di alam semesta. Ajaran Islam mendorong umatnya untuk selalu merawat keharmonisan, menciptakan ketentraman dan menghindari segala bentuk perpecahan yang akan merusak perdamaian.

Oleh karena itu, pada seri khutbah Jum’at, 27 Oktober 2023 ini, penulis akan memberikan contoh Naskah Khutbah dengan tema “Islam Agama yang Menentramkan dan Penuh Kedamaian”, berikut di bawah ini:

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد. فَيَاعِبَادَ الله اُوْصِيْكُمْ وَنَفِى بِتَقْوَى اللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالىَ: أعوذ بالله من الشيطان الرَّ جيم بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوٓا۟ إِيمَٰنًا مَّعَ إِيمَٰنِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا.

Ma'asyiral jamaati fii shalatil Jum'ah rahimakumullah

Di tengah kehidupan yang senantiasa bergulir, jumat demi jumat berlalu, seiring itu juga khutbah demi khutbah kita perdengarkan dan menyirami sejenak hati yang penuh ketundukan  dan mengharapkan keridhoaan Allah. Kesadaran kemudian muncul dengan tekad untuk menjadi hamba yang Allah yang taat. Namun kadangkala dengan rutinitas yang kembali mengisi hari-hari kita kesadaran itu kembali tumpul bahkan luntur. Oleh sebab itulah melalui mimbar jumat ini khotib kembali mengajak marilah kita berupaya secara sungguh-sungguh memperbaharui keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah, memperbaharui kembali komitmen kita kepada Allah yang sering kita ulang-ulang namun jarang diresapi, sebuah komitmen yang mestinya menyertai setiap langkah kita:

إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ  لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا من الْمُسْلِمِينَ

“Sesungguhnya sholatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah termasuk orang orang yang menyerahkan diri.”

Ma'asyiral jamaati fii shalatil Jum'ah rahimakumullah

Islam adalah agama yang sangat mencintai perdamaian, Kehadiran Islam bagi umat manusia adalah untuk menciptakan ketentraman dan kedamaian dunia dengan konsep yang sudah kita kenal dan kita ketahui bersama bahwa Islam  itu agama yang Rahmatan lil ‘alamin. Secara bahasa Islam itu sendiri berasal dari kata aslama yang berarti menyerah diri kepada Allah swt. Seorang muslim adalah orang yang menyerahkan diri kepada Allah swt, dan mematuhi segala perintah dan larangan-Nya. Sementara Kata Islam dalam ungkapan al-Qur’an memberi makna yang beragam. Paling tidak ada dua makna yang fundamental dari kata Islam yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini.

Pertama, kata Islam sebagai sebutan agama yang dibawa oleh baginda Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam. Pada surat Ali Imran ayat 19 dijelaskan bahwa :

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”

Kedua, kata Islam sebagai agama yang mengajarkan sikap kepasrahan, keberserahan diri kepada Allah, yang bersumber dari sikap dan jiwa ketaatan yang tulus dan total sebagai refleksi dari jiwa spiritual yang hanya menghambakan diri kepada Iyyaka na’budu waiyyaka nasta’iin Allah. Dalam surat Ali Imran ayat 83 Allah berfirman :

أَفَغَيْرَ دِينِ ٱللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُۥٓ أَسْلَمَ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ

“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan”.

Ma'asyiral jamaati fii shalatil Jum'ah rahimakumullah

Kualitas kepasrahan seorang muslim yang bersumber dari makna Islam di atas harus menjelma dalam realitas kehidupannya. Kualitas kepasrahan tersebut harus diukur dari kenyataan sejauh mana kehidupan seorang muslim mampu memberikan ketentraman dan kedamaian bagi keberlangsungan kehidupan umat manusia.

Dalam bacaan wirid/dzikir yang sering kita amalkan setelah shalat fardhu, ketentraman dan kedamaian menjadi sentral dari doa-doa kita, kedamaian adalah dambaan yang tinggi untuk kehidupan seorang muslim.

Bahkan dapat dikatakan bahwa penentangan terhadap semangat ketentraman dan kedamaian merupakan sikap pembangkangan terhadap Allah subhanahu wata'ala, karena Allah subhanahu wata'ala adalah ketentraman dan kedamaian. Dia adalah sumber ketentraman dan kedamaian itu sendiri.

Setiap selesai shalat wirid/dzikir yang selalu dibaca diantaranya berbunyi:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَأَدْ خِلْنَ الْجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمِ تَبَرَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَا لَيْتَ يَاذَالْجَلاَلِ وَالْأِ كْرَامِ

"Ya Allah Engkau adalah kedamaian. Engkau sumber kedamaian. Kepada-Mu mengalir kedamaian.Maka hidupkanlah kami dalam suasana kedamaian. Masukkan kami ke dalam surga, tempat yang penuh kedamaian, wahai Tuhan kami, Zat yang Maha Pemberi berkah, Tuhan yang sangat agung dan mulia."

Kedamaian adalah suasana nyaman yang bebas dari gangguan pihak lain, bebas permusuhan, kebencian, dendam dan segala perilaku yang menyusahkan orang lain. Kedamaian menjadi harapan semua orang. Sulit rasanya kita dapat hidup dengan nyaman, tenang dan khusyu’ beribadah. Jika kedamaian terusik, kesemena-menaan, dendam, kedzaliman, kebencian dan permusuhan adalah sikap dan perilaku anti ketentraman, kedamaian. dan anti keislaman.

Betul bahwa perbedaan adalah suatu hal yang lumrah dan wajar terjadi dalam kehidupan kita bermasyarakat. Allah telah mentakdirkan kita hidup dalam perbedaan atau keragaman. Perbedaan adalah sesuatu yang alamiah dan universal. Namun, perbedaan tidak boleh menodai kedamaian.

Apalagi ditahun-tahun politik seperti saat sekarang ini, perbedaan pilihan calon kadang kala membuat orang bermusuhan, saling menyalahkan, tidak bertegur sapa bahkan saling mengkafirkan hanya karena perbedaan pandangan, yang sebenarnya itu merugikan kehidupan dan ketentraman hidup di tengah masyarakat.

Perbedaan tidak boleh dijadikan dasar pembenaran bagi siapa saja untuk mengusik atau mengganggu ketentraman dan kedamaian hidup orang lain, tidak terkecuali ketentraman dan kedamaian orang-orang yang selalu berseberangan prinsip dengan keislaman kita.

Ma'asyiral jamaati fii shalatil Jum'ah rahimakumullah

Islam adalah jalan damai, Ajaran Ilahiah yang bermuara pada kedamaian. Sejalan dengan prinsip ini, Islam sangat mendorong kita untuk berjiwa pemaaf, karena maaf sangat dekat dengan ketaqwaan seperti diisyaratkan oleh al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 237:

... ۗ وَاَنْ تَعْفُوْٓا اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۗ ...

"... Pembebasanmu itu lebih dekat pada ketakwaan..."

Jiwa pemaaf, kepasrahan yang tulus merupakan sumber kedamaian, dan ia merupakan salah satu rumpun rangkuman ajaran dasar Islam.

Dengan semangat ajaran seperti apa yang telah dipaparkan di atas, kualitas iman dalam kehidupan seorang muslim harus diukur dari kualitas dan kuantitas ketentraman dan kedamaian yang dirasakan semua orang yang hidup bertetangga, bersinggungan, atau berinteraksi dengannya. Bukanlah seorang muslim yang baik jika kehidupan pribadi atau sosialnya menjadi sumber malapetaka dan keresahan orang lain.

Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallama pernah mengingatkan kita, sebagaimana yang direkam oleh Abullah bin Amr bin al ‘Ash :

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

“Seorang muslim (yang baik) adalah individu yang orang muslim lainnya merasa nyaman, tentram dan damai dari ucapan dan perilakunya”.

Begitu indah Islam meletakkan dasar kehidupan bermasyarakat. Begitu jeli dan antisipatif Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallama menuntun kita untuk terciptanya ketenteraman dan kedamaian hidup. Prinsip yang dijelaskan dalam hadis di atas harus kita renungkan ketika ideologi dan semangat keakuan, egoisme, sektarian begitu didengungkan, yaitu semangat ideologi kehidupan modern yang rentan terhadap pertentangan.

Saat ini Islam sebagai agama yang damai cenderung dilupakan, minimal terpinggirkan dari pusat kesadaran keagamaan.

Ma'asyiral jamaati fii shalatil Jum'ah rahimakumullah

Islam sebagai agama yang hadir dengan prinsip kasih sayang (mahabbah), kebersamaan (ijtima’iyyah), persamaan (musawah), keadilan (‘adalah), dan persaudaraan (ukhuwah), ditengah budaya kekerasan dan permusuhan di komunitas Arab Jahiliyah.

Islam jalan keselamatan, kedamaian dan ketentraman, Semangat kasih-sayang dapat melebur dan meredam kebencian dan permusuhan. Dalam bingkai semangat kebersamaan, Islam meletakkan prinsip lain, yaitu setiap hak hukum dalam Islam harus mengedepankan dimensi kebersamaan. Pilihan hak-hak secara moral tidak boleh mengancam ikatan kebersamaan.

Dengan semangat persamaan, Islam membenci sikap dan prilaku yang membeda-bedakan orang atas dasar stratifikasi sosial, yaitu diskriminatif. Melalui ajaran keadilan, Islam ingin menciptakan suasana hidup yang tidak pillih kasih.

Melalui semangat persaudaraan, Islam memecahkan dan mencairkan kebekuan hubungan sosial antar sesama umat manusia. Semua prinsip di atas merupakan dasar munculnya ketentraman dan kedamaian.

Ma'asyiral jamaati fii shalatil Jum'ah rahimakumullah

Prinsip-prinsip yang bermuara pada kedamaian di atas menjadi potensi Islam yang sangat positif pada saat ini, terutama ketika kita sering dihadapkan pada dilema dan realitas sosial-politik yang mengganggu irama kehidupan.

Islam mengajarkan bahwa arah dan tujuan hidup adalah Allah subhanahu wata'ala. Jika Allah subhanahu wata'ala adalah sumber kedamaian dan kedamaian itu sendiri, maka prinsip kedamaian harus menjadi perhatian dan reflksi kita bersama agar obsesi dan sinyalemen al-Qur’an yang menjanjikan Islam sebagai jalan keselamatan, ketentraman atau kedamaian dapat terrealisasi dalam lintasan kehidupan kita.

Semoga Allah subhanahu wata'ala menuntun kita untuk menjadi umat yang terbaik untuk ikut menciptakan ketentraman dan kedamaian dunia, agar iman kita semakin kuat dan bertambah, minimal kenyamanan dan kedamaian yang dirasakan oleh orang-orang yang hidup dalam spektrum sosial kita. Sebagai penutup kita perhatikan firman Allah subhanahu wata'ala dalam al-Qur'an surat al Fath ayat 4 :

هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوْٓا اِيْمَانًا مَّعَ اِيْمَانِهِمْ ۗوَلِلّٰهِ جُنُوْدُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًاۙ

“Dialah yang telah menurunkan ketentraman kedalam hati orang orang yang beriman untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada) dan milik Allah lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Mahamengetahui dan Mahabijaksana”

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah ke 2

اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ, أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. امّا بعـد. فَيَاعِبَادَ الله، اُوْصِيْكُمْ وَنَفِى بِتَقْوَى اللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن.

قَالَ اللهُ تَعَالى, إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.  

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ, رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخٰسِرِينَ,رَبَّنَااَتِنَافِي الدُّنيْاَحَسَنَةَ وَفِي الْأَجِرَةِحَسَنَةَوَقِناَعَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ.. إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.  وَلَذِكْرُاللَّهِ اَكْبَرُ...

Demikianlah Naskah Khutbah Jum'at dengan tema “Islam Agama yang Menentramkan dan Penuh Kedamaian”, disarikan dari khutbah DR. KH. Abdul Halim Sholeh, MM, di Masjid Istiqlal pada Jum’at, 27 Juli 2023. Semoga bisa memberikan manfaat untuk kita semua.***

Editor: Bayu Kurniya Sandi

Sumber: KhutbahSingkat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah