Pihak JTBC Umumkan Tetap Melanjutkan Drama Snowdrop

- 21 Desember 2021, 11:43 WIB
Pihak JTBC Umumkan Tetap Melanjutkan Drama Snowdrop. Instagram @jtbcdama
Pihak JTBC Umumkan Tetap Melanjutkan Drama Snowdrop. Instagram @jtbcdama /

ZONABANTEN.com - JTBC umumkan kelanjutan drama Snowdrop yang sempat memanas untuk diberhentikan akibat kontroversi dugaan penyimpangan sejarah yang ada dalam episode 1 dan 2.

Dalam siaran pers resmi yang dikutip oleh Naver, 21 Desember 2021, JTBC mengatakan, setelah drama Snowdrop dirilis, kontroversi belum juga mereda terkait pernyataan yang beredar bahwa adanya distorsi sejarah.

"Snowdrop adalah karya kreatif yang menunjukan narasi pribadi. Tidak ada mata-mata yang memimpin gerakan demokratisasi di dalam drama. Latar bahwa pemeran utama pria dan wanita berpartisipasi atau memimpin gerakan demokratisasi juga tidak muncul di episode 1 dan 2," ujar pihak JTBC mengklarifikasi.

Baca Juga: Ini 6 Film yang Cocok untuk Dintonton Saat Merayakan Hari Ibu, Nomor 6 Sangat Menguras Air Mata

"Saat ini banyak orang yang salah paham dan khawatir akan drama ini, tapi kami sampaikan bahwa akan banyak alur kedepannya yang akan menjelaskan dan belum bisa kami ungkapkan karena episodenya belum tayang, tetapi kami memohon agar Anda mengawasi apa yang terjadi dalam cerita ini," lanjutnya.

Snowdrop pertama kali ditayangkan disaluran JTBC dan Disney+ ini adalah sebuah karya kisah cinta penuh drama.

Pemeran utama pria Lim Su Ho (Jung Hae In) yang diduga merupakan seorang matamata bertemu dengan Eun Young Ro (Joo Ji Soo) seorang mahasiswi yang melanjutkan kuliah di Universitas Wanita Hosoo.

Baca Juga: Keum Sae Rok Tanda Tangani Kontrak dengan History D&C, Agensi yang Naungi Song Joong Ki dan Yang Kyung Won

Awal tahun ini bocoran sinopsis Snowdrop menimbulkan kecurigaan bahwa drama ini memutarbalikan sejarah.

Bahkan sampai episode kedua tayang, kecurigaan adanya distorsi sejarah masih ada.

Maka pihak JTBC memberikan pernyataan resmi bahwa Snowdrop bukan drama yang membahas tentang gerakan demokratisasi, baik latar dan peristiwanya, melainkan situasi politik pemilihan presiden tahun 1987 yang diciptakan secara fiksi.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Naver


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah