ZONABANTEN.com – Demonstrasi penolakan pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja yang berujung aksi pengrusakan fasilitas umum mengundang keprihatinan masyarakat.
Tidak ketinggalan musisi kenamaan Iwan Fals turut memberikan pendapatnya melalui akun twitternya.
Iwan Fals sampai sekarang dikenal dengan lagu-lagunya yang kritis terhadap pemerintah pada jaman orde baru. Sebut saja lagu seperti Bongkar, Bento masih sering dinyanyikan hingga sekarang.
Baca Juga: Bantuan BLT Subsidi Gaji Tahap 5 Sudah Ditransfer ke 618 Ribu Pekerja, Cek Segera di Rekening !
Tentu pendapatnya perihal seputar Omnibus Law UU Cipta Kerja ini menarik perhatian netizen, disamping memang sebagai musisi senior, Iwan Fals memiliki banyak follower di media sosialnya.
Melalui laman twitternya, Iwan Fals mengaku belum membaca isi dari Omnibus Law UU Cipta Kerja ini. Meskipun begitu dirinya berpendapat jika kecewa dengan isi Omnibus Law UU Cipta Kerja lebih baik digugat saja di Mahkamah Konstitusi.
Iwan Fals juga mengkhawatirkan dampak negatif dari unjuk rasa disaat pandemi.
“...waduh saya belum baca UU itu, 1000 halaman lebih katanya, tapi menurut saya klo kecewa dgn Omnibuslaw gugat aja ke MK, klo demo kayak gini serem pandeminya itu lo...,” tulis @iwanfals.
Baca Juga: Besok Terakhir! Bantuan Uang Rp 2,5 Juta dari Telkomsel, Ikuti Langkah-langkah ini
Unggahan tersebut ternyata juga mendapat tanggapan negatif dari netizen.
Unggahan tersebut dianggap berbeda dengan citra Iwan Fals yang dahulu sering mengkritisi pemerintah dan turut menyuarakan aspirasi masyarakat melalui lagu-lagunya.
“emang yakin bang MK itu masih netral? hahaha sudahlah mending buat lagu2 yg kritis itu lebih keren, seperti Bento, Bongkar, Wakil Rakyat, Pesawat Tempur, Sarjana Muda, dll. semua lagu2 abang sering saya dengar, dan itu masih cocok dengan kondisi Indonesia saat ini, ujar akun twitter @PenontonUmum_
“Alm Bapa yang suka bgt sama Iwan fals kayanya kecewa baca twit ini,” komentar akun twitter @winnyrilly.
“Dahulu kala ada seorang penyanyi lagu-lagunya tajam dan lugas sekali, Namun hari ini penyayi tersebut tajinya sudah mati, apa guna menciptakan lagu dengan tema perlawanan dan penindasan sedangkan penciptanya sudah menyerah terlebih dulu,” ujar akun twitter @farisclamoris.
“Hadeeuh mendingan ente gak usah ngetuit lah ... Lama2 terlihat bener bahwa ente dulu cuma jualan lagi kepada rakyat miskin.. Ente kaya raya sekarang ini karena kader2 ente di beli oleh rakyat miskin Muak gue sama loe Semua lagu di kaset loe gue hafal Tapi gue muak liat loe skrng,” ucap akun twitter @Akun_Blokir7.
“Serem masa depan anak keturunan lo wan klo ngebiarin omnibus law ini berjalan. Pandemi gk ada artinya dibandingkan terdengarnya aspirasi. Dan lo kenapa gak mampu bernyanyi lg yg kritis layaknya jaman orba wan? Oh lo dah sanggup beli susu?,” sindir akun twitter @Rizky_Nadasi.
“Miris pemikiran orang yg konon katanya sang legenda. Begitu kena centong nasi istana nalar buyar. Nyesal dulu ngefans Garangmu cuma saat lapar bang, Semua kata2 gak jauh beda dengan para buzzeRP kolam. Nyaran2in gugat sesuai UU, emang sehat semua institusi,” ucap akun twitter @SasiKiron0. ***