Fakta dibalik Kasus Perundungan yang Melibatkan Putra Artist Vincent Rompies, Mengundang Argumen Edukator Ini

22 Februari 2024, 17:08 WIB
Fakta dibalik Kasus Perundungan yang Melibatkan Putra Artist Vincent Rompies, Mengundang Argumen Edukator Ini /geralt/Pixabay

ZONABANTEN.com - Kasus perundungan yang terjadi beberapa waktu lalu dan melibatkan anak artis Vincent Rompies itu, ternyata terdapat beberapa fakta yang baru terungkap.

Baru-baru ini seorang edukator bernama Ryan Okta Pratama mengunggah beberapa fakta tersebut lewat akun sosial medianya.

Dalam unggahan tersebut Ryan mengutip fakta yang di ungkap oleh akun lain dengan nama Grace Tahir.

Ia mengungkapkan bahwa di sekolah tersebut guru tidak ditakuti oleh murid. Dan faktanya malah sebaliknya.

Baca Juga: KPU Ucapkan Duka Mendalam atas Anggota Penyelenggara Pemilu yang Wafat

Maka, tidak heran jika murid bertindak semena-mena, berkata kasar didepan umum, hingga melakukan perundungan, berdasarkan survey yang Grace lakukan di sekolah tersebut.

Fakta Dibalik Kasus Perundungan 

Sejumlah fakta lain juga ditemukan bahwa murid-murid yang bersekolah di Binus Internasional School merupakan anak dari para pejabat, artis, dan masyarakat kelas menengah lainnya.

Dan biaya yang mesti dirogoh untuk memasukkan putra-putrinya ke sekolah tersebut, pun terhitung mahal.

Berkisar antara Rp.105 jt untuk uang pangkal, dan Rp.8,7 JT untuk SPP perbulan.

Fakta dari 'Guru takut pada murid-muridnya, karena muridnya merupakan anak pejabat dan orang kaya', mengundang argumen Ryan. 

"Menurut saya, yang di bawah akan benar, jika yang diatasnya itu benar. Siapa saja yang diatasnya?, diantaranya ada kepala sekolah, guru, dan orang tua." Jelasnya. 

Baca Juga: Pemerintah Tingkatkan Jumlah Mahasiswa Kedokteran, Ribuan Dokter Magang di Seoul Mogok Kerja

Alasan Terjadi Perundungan dan Solusi 

Ryan menyampaikan alasan terjadi perundungan dan bagiamana solusinya;

1. Murid ingin mendominasi temannya:

Disiplin positif perlu dilakukan setiap hari dan diberikan alasan yang logis dari setiap konsekuensi, bukan semata-mata otoritas formal. 

2. Murid ingin meningkatkan status sosial:

Membina relasi positif dengan murid agar pemahaman mengenai identitas diri yang holistik dapat terus di pupuk.

Baca Juga: WOW! 500 Unit Mobil Listrik VinFast Terjual Hanya dalam Waktu Sehari di IIMS 2024

Menusia terdiri dari dua hal, jiwa dan raga. Otak merupakan bagian dari raga untuk berpikir logis, sedangkan hati bagian dari jiwa untuk percaya dan menyukai suatu hal. pendidikan yang holistik harus menyeimbangkan keduanya.

Namun pilihan antara otak dan hati, seharusnya hati yang menjadi dominan diantara keduanya. Seberapapun logisnya penjelasan, tidak akan berarti jika hati tidak percaya.

Ryan juga menambahkan guru harus lebih mengembangkan kompetensi kepribadian, supaya bisa membaca situasi dan juga menjadi teladan untuk murid.

Baca Juga: Terlibat dalam Kasus Perundungan Binus School Serpong, Anak Vincent Rompies Dikabarkan Drop Out

Ia pun tidak bosan untuk mengingatkan bahwa relasi merupakan jantung utama pendidikan.

Baik relasi secara vertikal, hubungan ntara kita dengan Tuhan juga relasi secara horizontal antara kita dengan sesama.

"Manusia boleh pintar, tapi kalau ujungnya jadi penjahat untuk apa?" Pungkasnya di akhir unggahan.***

Editor: Rahman Wahid

Tags

Terkini

Terpopuler