“Investor yang memiliki aset di Rusia yang akan semakin menantang untuk divestasi berkat kontrol modal dan sanksi yang berkembang dapat melihat opsi lindung nilai. Mata uang yang memiliki korelasi tinggi dengan risiko rubel dapat dilihat sebagai opsi, seperti mata uang di wiliyah CEE (Negara-negara anggota UE yang merupakan bagian dari bekas blok Timur),” tulis mereka.
Baca Juga: Sinergi Jaminan Produk Halal, Indonesia-Hongaria Jalin Kerjasama
Menurut data Refinitiv, rubel Rusia melemah sebesar 1,34 persen versus greenback menjadi 110,04 per dolar. Dolar menjadi turun terhadap safe-haven yen 0,1 persen. Sebelumnya franc Swis mencapai level terkuatnya terhadap euro sejak 2015. ***