Network
ZONABANTEN.com – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN) merekomendasikan Dede Rohana Putra untuk mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Cilegon tahun 2024 yang akan digelar pada November mendatang.
Dede saat ini menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Fraksi PAN. Dia kembali berkompetisi dalam pesta demokrasi tahun ini dan lagi-lagi terpilih untuk menduduki kursi DPRD Provinsi Banten periode 2024-2029.
Rekomendasi yang dikeluarkan DPP PAN tersebut ditandatangani Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP PAN, Yandri Susanto, dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PAN, Eddy Soeparno, pada Rabu 6 Maret 2024. Oleh karena itu, Dede kini sah diusung PAN sebagai Bakal Calon Wali Kota Cilegon tahun 2024.
Menjelang pilkada, Dede diminta untuk mencari wakilnya sekaligus berkomunikasi dengan pengurus PAN di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), Dewan Pimpinan Daerah (DPD), dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kota Cilegon. Dia pun diminta untuk menyusun strategi politik yang tepat.
Beberapa pesaing Dede dalam pilkada nanti adalah Helldy Agustian dari Partai Gerindra yang kini masih menjabat sebagai Wali Kota Cilegon. Kemudian Ratu Ati Marliati dari Partai Golkar yang pernah menjabat sebagai Wakil Wali Kota Cilegon pada 2019-2021.
Helldy Agustian dikenal sebagai sosok yang ramah dan pandai bersosialisasi sehingga dia sangat dikenal masyarakat Kota Cilegon. Helldy pernah memegang posisi penting di berbagai organisasi. Sebelum menjadi kader Partai Gerindra, dia bergabung dengan Partai Berkarya.
Baca Juga: Wakil Wali Kota Cilegon: Gaya Hidup ASN Jangan Berlebihan, Nanti Terlilit Hutang
Ratu Ati Marliati juga cukup aktif berorganisasi. Sebelum menjabat sebagai Wakil Wali Kota Cilegon, dia berprofesi guru, kepala sekolah (kepsek), dan pernah bekerja sebagai staf penting di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon.
Sementara itu, Dede Rohana adalah sosok yang gigih dan inspiratif. Menurut informasi di website resmi DPRD Provinsi Banten, politikus PAN ini berasal dari keluarga yang kurang mapan secara finansial. Namun, hal itu tak menyurutkan semangatnya untuk menimba ilmu hingga berhasil duduk di kursi parlemen.***
