BIN Banten Segerakan Vaksinasi Guna Kejar PTM, Pengamat: Biar Gak Jadi 'Generasi Zombie'

12 Agustus 2021, 16:40 WIB
Kabagops BIN Daerah Banten Robert Silindur Pangaribuan (baju merah) /Eka /

 

ZONABANTEN.com - Kabagops BIN Daerah Banten, Kombes Robert Silindur Pangaribuan menyatakan, sebanyak tiga ribu dosis vaksin lanjutan diberikan kepada pelajar dan masyarakat. Menurutnya, kehadiran BIN dalam rangka akselarasi percepatan vaksinasi kepada masyarakat secara luas.

"Tentunya ini juga mendukung kegiatan vaksinasi yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes), TNI dan Polri. Kemudian, vaksinasi kepada pelajar dalam rangka memenuhi harapan pelajar untuk kembali pembelajaran tatap muka (PTM)," kata Robert Silindur Pangaribuan, dalam rilis yang diterima Zonabanten.com, Kamis 12 Agustus 2021.

Menanggapi harapan para pelajar yang menghendaki disegerakannya PTM, Pengamat Komunikasi Publik dan Media Digital dari Universitas Muhamadiyah Tangerang (UMT) Rully mengungkapkan, salah satu hak dari pelajar dan mahasiswa adalah hak berinteraksi. Dalam berinteraksi, terbangun rasa kemanusiaan sebagai makhluk sosial.

Baca Juga: Pengamat Sebut Sikap Jumawa Pemerintah Menjadi Penyebab Lambatnya Penanganan Covid-19

"Mereka (pelajar dan mahasiswa) lama-lama bisa disebut sebagai 'generasi zombie'. Kita tidak tahu mereka belajarnya dimana, mereka harus lulus, dan mau gak mau mereka harus lulus dan jadi sarjana. Harus lulus. Analisanya begini sekian tahun mereka bayaran, sekian tahun belajar online dia di zoom, sekian tahun dia ngerjain tugas, masa dia gak lulus. Tetapi tidak ada interaksi, tau-tau dia lulus, apakah itu bukannya zombie," kata Rully saat dikonfirmasi wartawan.

"Punya gelar, pernah berkuliah atau bersekolah tetapi aplikasinya susah, humannya hilang. Saya punya anak SMP, awal pandemi dia masuk SMP, nanti seandainya pandemi berjalan tiga tahun, tidak pernah belajar offline (PTM), tau-tau dia SMA, kebayang tidak? Lulus, tapi dia tidak tahu temen-temennya. Jadi makhluk egois, itu maksud saya 'generasi zombie'. Humanis kita tercabut," ungkap Rully.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Serpong, Abdul Basit menyebut, pemerintah perlu memberikan kepastian kepada masyarakat, terlebih soal Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pasalnya, PPKM yang terus-menerus diperpanjang, membuat kekhawatiran tersendiri bagi dunia pendidikan.

Baca Juga: Minta Validasi Data, Dinkes Tangsel: Kematian di Rumah Sakit Belum Tentu Covid-19

"Perpanjangan PPKM yang tidak menentu ini, jelas akan berpengaruh kepada dunia pendidikan. Selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), siswa terjebak dirumah, yang dia tidak berinteraksi dengan temannya dengan gurunya, itu bahaya menurut saya, dia akhirnya jadi asik sendiri, pribadi yang egois, itu bahaya bagi saya. Yang saya pikirkan, akan ada lost generation," kata Abdul Basit kepada wartawan, ditulis Kamis 5 Agustus 2021.

Sebagai tenaga pendidik, Basit menerangkan, pihaknya harus tetap menjaga kualitas para siswa selama PJJ, namun sekali lagi tidak semua siap dengan PJJ. Menurutnya, orang tua maupun siswa tidak semua siap dengan PJJ, karena siswa lebih nyaman untuk tatap muka.

Baca Juga: Hingga Awal Agustus 2021, Penerima Bansos Kemensos Jumlahnya Dua Kali Lipat

"Tetapi kalau bicara siswa, mereka lebih nyaman tatap muka, karena kata mereka _feel_nya dapet pak, tapi ternyata situasi ini yang menjadi beban. Murid di sekolah itu bukan belajarnya, tetapi interaksi dengan teman dan guru, itu yang anak-anak merasa kehilangan," terangnya.

"Karena kalau ilmu itu sekarang di 'mbah Google' sudah banyak, mau nyari ilmu apa sih, itu bisa didapatkan dengan mudah, anak sekarang lebih pintar. Justru yang sekarang hilang adalah humanisnya, sentuhannya itu hilang, itu mau gak mau harus diakui oleh kita, kita kehilangan," ungkapnya.

Editor: Ari Kristianto

Tags

Terkini

Terpopuler