Minta Validasi Data, Dinkes Tangsel: Kematian di Rumah Sakit Belum Tentu Covid-19

- 12 Agustus 2021, 15:46 WIB
Kepala Bidang P2P Dinkes Tangsel dr. Tulus Muladiyono
Kepala Bidang P2P Dinkes Tangsel dr. Tulus Muladiyono / /Eka


ZONABANTEN.com - Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangerang Selatan (Tangsel) Tulus Muladiono mengungkapkan pihak rumah sakit rujukan pasien Covid-19, harus memberikan data yang valid soal angka kematian yang disebabkan oleh endemik corona tersebut.

"Jadi gini, bedanya kalau kami untuk yang meninggal itu sudah harus dalam hal validasi datanya yang lengkap, jadi gak bisa kalau data acuan yang keluar dari rumah sakit, karena ini harus terdaftar semuanya. Misalkan data hasil lab, hasil lab udah dilaporkan belum sebelumnya, jangan pas udah meninggal baru keluar hasil labnya," ungkap Tulus Muladiono kepada wartawan, ditulis Kamis 12 Agustus 2021.

Menurut Tulus sapaan akrabnya, data tersebut guna kesinkronan angka kematian akibat Covid-19, dengan yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Tulus menyebut, jika data-data hasil laboratorium tidak disertakan saat pasien itu masuk ke rumah sakit, angka kematian akibat Covid-19 dipastikan berbeda dengan Kemenkes.

Baca Juga: Tak Dilibatkan Saat Kualifikasi, Peserta Lelang Proyek DLH Tangsel Ngadu ke Kejaksaan

"Kalau awal-awal dia (pasien diduga Covid-19) sakit gak keluar (hasil laboratoriumnya), nah ini artinya dia udah lapor belum dari awal. Ini perlu pengkroscekan pemvalidasian ke Pemerintah Pusat. Pasti akan berbeda jumlahnya, karena tadi (data hasil lab keluar setelah meninggal). Kalau kita jaga kevalidan bahwa data itu benar-benar sudah terdaftar di kementerian. Dari jumlah yang ada, misalnya ada 1000 (pasien meninggal) nah ini belum valid smua, harus dicek dulu," tutur Tulus.

Tulus melihat, angka ketersediaan tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) telah mengalami penurunan. Angka kesembuhan di Kota Tangsel, ujar Tulus, sudah sangat meningkat. Sehingga, imbuhnya lagi, dapat menjadi cacatan dalam penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Iya, BOR juga udah turun, kesembuhan juga sudah naik, tapi kan pemantauan tetep. Nah pemantauan ini dilihat dari semua wilayah. Kita daerah yang sangat berdekatan dengan pusat, karena kita berbatasan dengan daerah yang endemis, Depok, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, DKI. Bisa (turun level PPKM), indikator udah ada.

Cuma, kita tetap melakukan testing itu berkelanjutan yang masif," tegas Tulus.

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x