Co-Founder Gelas Kosong Sebut UMKM Harus Lebih Kerja Keras, Kerja Cerdas dan Kreatif

- 14 Juli 2020, 12:15 WIB
Co-Founder Gelas Kosong, Taka Liwungang
Co-Founder Gelas Kosong, Taka Liwungang /

ZONABANTEN.com – Pandemi COVID-19 ternyata bukan hanya dialami oleh pebisnis besar, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) rupanya turut merasakan. Para pelaku usaha tadi banyak yang mengalami penurunan pendapatan atau omset, yang berujung pada pengurangan jumlah pekerja, efesiensi hingga menutup unit usaha mereka.

Adalah Co-Founder Gelas Kosong, Taka Liwungang  mengemukakan strategi OMNI Channel  untuk mendongkrak penjualan. Ia beranggapan menggabungkan penjualan secara online dan offline membuat pelaku UMKM bisa mengembangkan usaha.

Lantas, bagaimana menjalankan strategi ini ? Berikut tim zonabanten merangkumnya untuk anda.

Baca Juga: Cari Es Krim Bermutu Di Malang Jawa Timur? Ya Toko Oen

Saat pandemi sekarang ini, penjualan secara online merupakan jawaban atas kesulitan yang harus dihadapi oleh dunia usaha untuk menjangkau konsumennya. Namun sayangnya pelaku  UMKM umumnya mempunyai banyak kekurangan resource dari sisi online ini. Sebut saja kualitas sumberdaya manusia, keahlian dan waktu yang dibutuhkan untuk berkreasi di bidang online masih terbatas.

Oleh karena itu UMKM bisa meng-cover keterbatasan di bidang online dengan tetap mempergunakan strategi offline. Kombinasi antara online & offline bisa menjadi alat promosi yang efektif bagi UMKM saat ini di tengah segala keterbatasan mereka.

OMNI channel adalah pilihan terbaik !

Baca Juga: Update Harga Emas ANTAM Logam Mulia Hari Ini Selasa 14 Juli 2020, Buy Back Rp. 836.000

Hal ini sejalan dengan kondisi krisis ekonomi & sosial yang dipacu oleh krisis kesehatan. Marketeer bersepakat bahwa untuk UMKM OMNI channel adalah pilihan terbaik.

Pelaku usaha - khususnya UMKM  - mengeluhkan tentang turunnya daya beli konsumen dan makin sengitnya persaingan dengan kompetitor.

Harus diakui, saat ini UMKM masih lebih banyak mempergunakn offline, karena keterbatasan skill & knowledge (pengetahuan) mereka dalam hal online strategi & taktik.

Inilah yang harus di-upgrade untuk menyelamatkan bisnis UMKM di Indonesia

Baca Juga: Program Belajar Dari Rumah TVRI Hari Ini Selasa 14 Juli 2020

Lantas, apa kelemahan  atau kekurangan apa yg paling dominan pada UMKM?

Paling dominan adalah keahllian dalam berusaha, termasuk juga keahlian dalam hal keuangan, marketing dan manajemen dasar.

Jelas, OMNI Channel yang terbaik saat ini, namun pelaku usaha dan UMKM juga harus mulai menerapkan beberapa langkah strategis, di antaranya :

Baca Juga: Sungai Radda di Luwu Utara SulSel Juga Ikut Meluap, Jalan Trans Sulawesi Lumpuh

1. Kreatifitas & Innovasi. Produk UMKM harus berbeda dan mempunyai unik value dibandingkan dengan kompetitor sehingga mereka tidak terjebak dalam perang harga.

2. Kerjasama lebih erat dengan Bapak angkat seperti BUMN atau swasta besar lainnya untuk memberikan bantuan keahlian dan akses pasar. Termasuk juga display barang di website atau e-commerce dengan bantuan dana dari Bapak angkat tadi.

3. Kemampuan berpromosi di bidang digital dasar seperti sosial media dan instant messaging (WA, Line & telegram)

Baca Juga: Pemkot Tangerang Raih Penghargaan Rekor MURI Pembuatan Video Pembelajaran Terbanyak Oleh Guru

Setelah ini semua dilakukan, tentunya upgrading terhadap keahlian UMKM mutlak diperlukan.  Tanpa upgrading keahlian dan kompetensi, dipastikan UMKM akan terlibas dengan adanya krisis ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi ini.

Jangankan UMKM, pebisnis besar pun terpukul dengan kondisi saat ini. Jadi UMKM harus lebih kerja keras, kerja cerdas dan kreatif.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x