Pelarangan penggunaan doping telah ditetapkan oleh International Olympic Committee karena melanggar norma fairplay atau pertandingan yang adil serta sportivitas yang menjadi dasar pertama adanya pertandingan olahraga.
Doping juga dapat membahayakan keselamatan para pemain atau atlet karena menyebabkan ketergantungan dan ketagihan seperti narkoba yang dapat membahayakan jiwa para atlet.
Dilansir dari Jurnal Universitas PGRI Semarang, doping yang dapat membahayakan kesehatan atlet terdapat empat jenis, diantaranya adalah morphine, anabolic steorid, hormon peptide dan beta blocker.
Doping Morphine dapat membahayakan sistem syaraf pusat serta saluran pencernaan atlet, sedangkan doping anabolic steroid mengancam pertumbuhan tulang, kanker hati, hingga impotensi bagi para atlet atau pemain.
Baca Juga: Elkan Baggott Bikin Fans Timnas Indonesia Patah Hati, Ternyata Ini Alasannya
Sementara doping hormon peptide akan membawa ancaman tremor, hipertensi, kecemasan, pembekuan darah, stroke, hingga seranga jantung bagi para atlet atau pemain.
Untuk doping beta blocker mengancamn penyempitan saluran pernapasan, insomnia atau gangguan tidur, hingga tekanan darah rendah bagi para pemain.
Lebih parahnya lagi, doping bisa mengancam kesehatan mental selain mengancam kesehatan fisik dan akan menimbulkan perilaku yang agresif yang memicu tindak kekerasan.
Dampak penggunan doping ini telah terbukti melalui sebuah penelitian penggunaan doping Steroid yang digunakan oleh pemain sepakbola Amerika.
Belum ada infromasi spesifik tentang jenis doping apa yang digunakan oleh Timnas Thailand, namun kabar tentang Timnas Thailand yang menggunakan doping merupakan berita benar.