Network
ZONABANTEN.com- Pada Rabu, tanggal 13 Maret 2024, umat Islam kehilangan salah satu tokoh spiritual terkemuka, yaitu Habib Hasan bin Jafar Assegaf, pimpinan Majelis Zikir Nurul Musthofa.
Kabar duka ini disampaikan melalui akun Instagram resmi @nurulmusthofa.ind, dimana perwakilan Nurul Musthofa mengungkapkan bahwa almarhum Habib Hasan bin Jafar Assegaf meninggal dunia setelah melaksanakan salat duha, pada jam 9.01 WIB.
Almarhum Habib Hasan bin Jafar Assegaf rencananya akan dimakamkan di Gubah Umi Fatmah Al-Athos pada Kamis 14 Maret 2024 esok.
Namun, hingga saat ini, penyebab serta kronologi meninggalnya Habib Hasan bin Jafar Assegaf ini masih belum diketahui, keluarga pun belum dapat memberikan keterangan pastinya
Namun, pada malam sebelumnya Habib Hasan diketahui masih sempat mengimami salat tarawih malam kedua Ramadan 1445 H. Terlihat beliau mengenakan pakaian berwarna hijau sage, sebuah gambaran kesederhanaan yang selalu melekat pada dirinya.
Kabar meninggalnya Habib Hasan bin Jafar Assegaf ini tentu saja meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi masyarakat Indonesia.
Kharisma dan kepribadiannya yang tulus dalam menyebarkan kasih sayang dan pengetahuan agama membuatnya dicintai dan dihormati oleh banyak orang.
Baca Juga: Jadwal Shalat dan Buka Puasa untuk Wilayah DKI Jakarta dan Sekitarnya, Kamis, 14 Maret 2024
Profil Habib Hasan bin Jafar
Habib Hasan bin Jafar Assegaf, seorang ulama dan tokoh agama Islam yang lahir di Kramat Empang, Bogor pada tanggal 26 Februari 1977.
Ia telah mengukir jejak yang menginspirasi dalam dunia keagamaan di Indonesia. Sejak kecil, dia dibesarkan dalam lingkungan yang religius, dan cinta serta dedikasinya pada agama Islam terpancar jelas dalam kehidupannya.
Sebagai anak sulung dari Habib Ja’far Assegaf, Habib Hasan telah mewarisi semangat dan kecintaan akan Islam.
Habib Hasan bin Jafar Assegaf adalah seorang yang mencurahkan waktu dan tenaganya untuk memperdalam ilmu agama Islam.
Ia belajar dari berbagai guru terkemuka seperti Syaikh Usman Baraja, Syaikh Abdul Qodir Ba’salamah, dan Syaikh Ahmad Bafadhol.
Pendidikan formalnya diteruskan di IAIN Sunan Ampel Malang, namun pencarian ilmu sejati tidak berhenti di sana. Ia memilih untuk belajar bersama para ulama di Jakarta dan menghabiskan waktu bersama para kiyai dan habib untuk mendalami ajaran agama.
Pada tahun 1997, Habib Hasan memulai perjalanan dakwahnya di Sukabumi, Jawa Barat, dan berhasil mengumpulkan lima ratus jamaah sebelum kembali ke Bogor karena keperluan keluarga.
Baca Juga: Era Baru Kendaraan Elektrik: MG Siap Luncurkan Mobil Ramah Lingkungan Terbaru!
Dakwahnya terus berlanjut di Timor Timur dan Palu pada tahun 1998, didampingi oleh Al Habib Abubakar bin Hasan Alatas, membawa cahaya agama ke tempat-tempat yang jauh.
Pada tahun 2000, Habib Hasan mendirikan Majelis Nurul Musthofa sebagai wadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dan Rasulullah, dimulai dari pengajian Al-Qur'an dan zikir-zikir di rumah-rumah.
Dia telah mengabdikan dirinya untuk membangun dan memimpin sebuah majelis yang dikenal sebagai Nurul Mushtofa. Terletak di kawasan Ciganjur, Jagaraksa, Jakarta Selatan, Nurul Mushtofa menjadi tempat berkumpul ribuan jamaah yang haus akan ilmu dan keberkahan.
Dengan latar belakang pendidikan dari IAIN Sunan Ampel Malang, Habib Hasan mampu membawa Nurul Mushtofa menjadi pusat pembelajaran agama yang berpengaruh.
Majelis taklim tersebut bukan hanya tempat untuk mengaji, tetapi juga menjadi wadah untuk berdzikir bersama dan menguatkan rasa persaudaraan umat Islam.
Keberhasilan Habib Hasan dalam membangun dan memimpin Nurul Mushtofa tidak lepas dari dedikasinya yang tinggi pada ajaran Islam.
Dia tidak hanya menjadi pemimpin spiritual, tetapi juga menjadi contoh teladan bagi banyak orang dalam menjalani kehidupan beragama.
Baca Juga: Jadwal Shalat dan Imsakiyah untuk Wilayah DKI Jakarta dan Sekitarnya, Kamis, 14 Maret 2024
Sebagai pemimpin majelis dzikir Nurul Musthofa, Habib Hasan memberikan kontribusi besar dalam memperkuat kehidupan keagamaan dan sosial masyarakat Indonesia.
Kepemimpinannya yang didasarkan pada nilai-nilai Islam moderat dan toleran telah menjadi teladan bagi banyak orang.
Dengan kepulangan Habib Hasan bin Jafar Assegaf, Indonesia kehilangan salah satu tokoh agama yang sangat dihormati dan diakui oleh masyarakat. Sosoknya akan terus dikenang dan warisan spiritualnya akan terus menginspirasi generasi-generasi mendatang.***
