Berbeda dengan metode rukyat yang digunakan oleh NU dan pemerintah, hisab hakiki Muhammadiyah memperhitungkan gerak benda langit secara lebih akurat.
Metode Hisab Hakiki yang diterapkan oleh Muhammadiyah dalam menentukan awal bulan Ramadhan telah menarik perhatian dalam kalangan umat Islam di Indonesia.
Dalam hisab hakiki, penetapan awal bulan baru didasarkan pada tiga kriteria utama yaitu ijtimak (konjungsi) antara bulan dan matahari, ijtimak terjadi sebelum terbenamnya matahari, dan posisi bulan masih di atas ufuk saat matahari terbenam.
Dalam pengumuman resmi yang dirilis melalui laman resmi Muhammadiyah, pihaknya menyampaikan bahwa berdasarkan penggunaan metode Hisab Hakiki, mereka telah menetapkan awal Ramadan jatuh pada tanggal 11 Maret 2024.
Pengumuman ini disampaikan melalui Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024, yang dirilis pada bulan Januari 2024.
Dengan penetapan tanggal awal puasa Ramadhan berdasarkan hisab hakiki, Muhammadiyah menegaskan komitmennya untuk memberikan panduan ibadah yang berkualitas dan berdasarkan kajian ilmiah yang mendalam, sesuai dengan prinsip-prinsip keilmuan Islam yang mereka anut.***