ZONABANTEN.com - Penentuan awal puasa merupakan salah satu peristiwa penting dalam kalender Islam yang memengaruhi jadwal ibadah umat Muslim di seluruh dunia. Di Indonesia, penentuan awal puasa melibatkan beberapa lembaga dan otoritas, termasuk pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah, yang memiliki pandangan dan metode tersendiri dalam menentukan awal bulan Ramadhan. Umumnya ada dua metode yang umum digunakan untuk menentukan awal bulan Ramadhan baik ikmanur rukyat dan hisab hakiki wujudul hilal.
Metode imkanur rukyat menekankan pada pengamatan langsung hilal atau bulan sabit. Hal ini sesuai dengan ajaran yang diperoleh dari hadits riwayat Abu Hurairah.
Menurut metode ini, jika hilal terlihat pada malam ke-29 atau malam ke-30, maka itu menandakan awal bulan baru.
Namun, jika hilal tidak terlihat, maka bulan masih dianggap berjalan hingga malam berikutnya. Di sisi lain, metode hisab hakiki wujudul hilal lebih bersifat astronomis.
Metode ini menggunakan perhitungan matematis untuk menentukan awal bulan Ramadhan, bahkan jika hilal tidak terlihat dengan mata telanjang. Meskipun kontroversial, metode ini tetap dipertahankan oleh beberapa pihak.
Mengacu pada metode tersebut, biasanya pemerintah menggunakan metode hisab dalam penetapan awal bulan Ramadhan.
Sementara itu, NU cenderung mengikuti metode imkanur rukyat, dengan melakukan pengamatan langsung hilal.
Baca Juga: Kapan Awal Ramadhan 2024 Menurut Muhammadiyah? Ini Jadwal Resmi Hari Pertama Puasa