Resmi Beroperasi Sejak 2004, Berikut Sejarah Bus TransJakarta

- 26 Februari 2024, 23:47 WIB
Tersangka dalam aksinya berhasil mencuri sekitar 120 kursi bus Trans Jakarta.
Tersangka dalam aksinya berhasil mencuri sekitar 120 kursi bus Trans Jakarta. /Instagram.com/@pt_transjakarta
 
ZONABANTEN.COM - Wilayah metropolitan Jabodetabek (Jakarta, Bogor Depok, Tangerang, dan Bekasi) merupakan wilayah terpadat di Indonesia.
 
Hal ini  karena disitulah banyak orang dari berbagai daerah mencari rezeki mulai dari orang Jawa, Sunda, Batak, Papua, dan lain-lain. 
 
Hal ini menjadikan wilayah  Jabodetabek menjadi wilayah metropolitan terpadat di Indonesia, bahkan dan se-asia tenggara.
 
Hal ini membuat beberapa pejabat memutar otak untuk mengatasi kepadatan. Pada 1990-an Bajai sempat ingin dilarang oleh Pemerintah Indonesia.
 
Penyebabnya adalah tidak enak bila melihat bajaj berlalu lalang. Tetapi hal ini tentunya mempersulit keinginan Gubernur DKI Jakarta saat itu, yakni Sutiyoso.
 
 
Letjen TNI (Purn.) Sutiyoso menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dari 1997-2007. Pada masa jabatannya ia memperjuangkan banyak hal untuk Transportasi Jakarta, salah satunya pendirian TransJakarta. 
 
Pada saat itu, Sutiyoso, atau akrab disapa dengan nama Bang Yos, melihat kondisi Jalanan dan lalu lintas Jakarta yang begitu padat dan tidak kondusif. 
 
Ia pun memutar otak untuk menghentikan hal tersebut. Beliau pun berkunjung ke Bogota, Ibu Kota Kolombia. Kota Bogota menjadi inspirasi dibelakang terciptanya PT Transjakarta. 
 
Beliau menggunakan Bogota sebagai contoh karena pada saat ia berkunjung ke Bogota, ia melihat sebagaimana macetnya Kota tersebut, namun semuanya masih lebih teratur daripada DKI Jakarta.
 
Ia menyadari bahwa Bogota memiliki kereta bawah tanah, Monorel, dan sistem busway.Itulah menjadi inspirasi di belakang terdirinya MRT, TransJakarta, dan lain-lain.
 
Sebenarnya, selain Busway, MRT, Monorel (LRT) terdapat banyak opsi dan pilihan lain, namun menurut Sutiyoso pada saat itu yang masuk akal adalah Busway
 
 
Busway dianggap masuk akal karena akan lebih hemat biaya karena mudah mencari sopir, hanya butuh membangun Halte, memesan bus, dan memasang separator.
 
Pada awalnya didirikan Busway Transjakarta, terdapat banyak rintangan.  Rintangan yang paling jelas adalah sulitnya mencari investor yang mau investasi dikarenakan kerusuhan 1998, namun hal itu tidak membuat Pak Sutiyoso berkecil hati.
 
Terdapat juga banyak penolakan Publik mulai dari profesor, dan kalangan masyarakat. Namun hal itu tidak membuat Sutiyoso gentar sebab ia tetap melaksanakan apa yang ia katakan.
 
Busway TransJakarta  ini mulai didirikan pada 2003, dan diresmikan pada 15 Januari 2004. Sejak didirikan, TransJakarta mengalami lonjakan penumpang. 
 
Tercatat bahwa pada 2011 terdapat 111 Juta penumpang TransJakarta, dan pada 2016 tercatat terdapat 123 Juta penumpang, dan terakhir 2023 191 Juta penumpang. 
 
 
Hal ini tentunya berdampak positif bagi DKI Jakarta, dan membuktikan seberapa efektif idenya Bapak Sutiyoso itu.***

Editor: Bayu Kurniya Sandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x