Ia mengungkapkan, sebagai salah satu tokoh Baduy Dalam, warganya dilarang menaiki angkutan umum ataupun memiliki telepon seluler. Jika aturan tersebut diabaikan, maka akan dikeluarkan oleh adat dan hanya menjadi Baduy Luar.
Meskipun berjalan sejauh 100 kilometer, Mursyid mengaku bahagia dan senang, sebab perayaan Seba sarat akan makna dan mampu menjalin silaturahmi dengan kepala daerah dan pejabat setempat.
Tidak hanya sekedar berjalan kaki, perayaan Seba juga bisa dijadikan alat untuk menyalurkan aspirasi terhadap pemerintah dengan tujuan mencari solusi demi kesejahteraan.
Mursyid juga mengaku senang usai Gubernur Banten menetapkan masyarakat Baduy ditetapkan sebagai masyarakat desa adat.***