Awas! Jangan Sembarangan Download Video YouTube, AI Menyebar Malware yang Bisa Curi Data

- 15 Maret 2023, 09:48 WIB
Jangan sembarangan download video YouTube, karena AI menyebar malware yang bisa mencuri data
Jangan sembarangan download video YouTube, karena AI menyebar malware yang bisa mencuri data /Szabo Viktor/Pexels

ZONABANTEN.com - Jangan sembarangan download video YouTube, karena AI menyebar malware yang bisa mencuri data. YouTube adalah salah satu platform media terpopuler dengan lebih dari 2,5 miliar pengguna aktif. YouTube didirikan pada Februari tahun 2005 oleh tiga mantan karyawan Paypal, yakni Jawed Karim, Chad Hurley, dan Steve Chen.

Sebuah laporan baru mengklaim, bahwa peretas menggunakan kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI) di YouTube Videos untuk menyebarkan malware, untuk meretas orang dan mencuri informasi rahasia.

Malware yang tertanam di video YouTube adalah jenis Infostealers, yaitu virus yang berfungsi menembus sistem keamanan perangkat untuk mencuri informasi pribadi mulai dari password hingga detail pembayaran.

Menurut perusahaan intelijen keamanan TI CloudSEK, telah terjadi peningkatan 200-300 persen jumlah video buatan AI yang berisi tautan ke malware untuk mencuri data, seperti Vidar, RedLine, dan Raccoon. 

CloudSEK mencatat, bahwa penggunaan video berteknologi AI saat ini sangat populer hingga menyebar luas ke seluruh dunia. 

Baca Juga: AS Larang NVIDIA untuk Jual Dua Chip AI Canggih Ke China 

Kecerdasan buatan AI digunakan untuk membuat video edukasi, rekrutmen, hingga pemasaran.

Ini termasuk komentar palsu, tag khusus, seolah-olah membuat video tersebut nampak asli dan tidak tercemar virus Malware.

Mereka juga mengoptimalkan SEO sehingga algoritma YouTube video ikut merekomendasikannya.

Demografi pengguna yang luas menjadikannya tempat yang ideal bagi peretas untuk meletakkan perangkap mereka dan mencuri informasi data pengguna.

Dalam kebanyakan kasus, video disajikan dalam bentuk tutorial untuk mengunduh perangkat lunak populer seperti Adobe Photoshop, Premiere Pro, Autodesk 3ds Max, dan AutoCAD. 

Setelah pengguna menonton video dan mencari tautan untuk mengunduh perangkat lunak tersebut, mereka diarahkan ke bagian deskripsi tempat tautan jahat ditempelkan.

Sebelumnya video seperti itu biasanya memiliki rekaman layar atau panduan audio, namun para peretas zaman sekarang telah mengembangkan alat mereka menggunakan teknologi AI.

"Baru-baru ini ada peningkatan penggunaan video buatan AI dari platform seperti Synthesia dan D-ID, yang digunakan dalam video," dikutip dari laporan tersebut.

Baca Juga: Super AI Berkiprah Tercepat di Muka Bumi

Fakta umum bahwa menonton wajah manusia di layar, terutama dengan fitur wajah tertentu, meningkatkan komunikasi yang intens, keakraban dan juga kepercayaan satu sama lain. 

Namun, para peretas memanfaatkan psikologi ini dan menggunakan alat AI untuk menampilkan manusia yang menjual 'malware' yang dikemas sebagai tutorial.

Setelah pengguna mengklik tautan jahat tersebut, perangkat lunak Infostealers diinstal di sistem. 

Perangkat lunak tersebut dirancang untuk mencuri informasi sensitif, seperti nomor rekening bank, informasi kartu kredit, kata sandi, dan data pribadi lainnya.

Setelah itu, data yang diambil diunggah ke server Command and Control penyerang, memberi mereka otoritas penuh untuk menyalahgunakan data.

Adapun untuk menghindari virus malware tersebut, kita harus menghindari tutorial tidak jelas apalagi untuk mengunduh aplikasi-aplikasi secara ilegal. 

Karena tidak hanya melanggar hukum, namun juga dapat terkena malware yang bisa merugikan diri sendiri.***

Editor: Dinda Indah Puspa Rini

Sumber: Wio News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x