ZONABANTEN.com - Meski terpantau rendah, terjadi kenaikan laju inflasi di provinsi Sumatera Selatan. Inflasi yang terjadi sebesar 0,20% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0, 16% (mtm).
Dikutip dari rilis Bank Indonesia, inflasi bulan Juni 2020 terutama disumbang oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau serta kelompok perawatan pribadi.
Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Juni 2020 tercatat sebesar 1, 72% (yoy) dengan inflasi tahun kalender sebesar 1, 13% (ytd). Realisasi inflasi tahunan tersebut tercatat lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 1,96% (yoy), namun lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi regional Sumatera sebesar0,69% (yoy).
Baca Juga: Polri Usut Kasus Dugaan Penyelewengan Dana Bansos Covid-19
Meski demikian, laju inflasi Provinsi Sumatera Selatan tertahan oleh penurunan harga beberapa komoditas seperti bawang putih, cabai merah dan gula pasir.
Relaksasi impor luar negeri yang diterapkan pemerintah dan adanya penambahan kuota impor Gula Kristal Putih (GKP) membuat pasokan bawang putih dan gula pasir dalam negeri tercukupi.
Sementara itu, hasil panen cabai merah dari daerah sentra yang melimpah mengakibatkan tercukupinya kebutuhan cabai merah di Provinsi Sumatera Selatan.
Baca Juga: Warga Binaan Kayuagung Peroleh Pelatihan Keterampilan Berwirausaha
Pada Juli 2020, Provinsi Sumatera Selatan diperkirakan akan mengalami inflasi yang lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi bulan sebelumnya. lnflasi diprediksi terjadi karena tekanan pada kelompok volatile food seiring naiknya harga beberapa komoditas makanan menjelang HBKN ldul Adha. Selain itu, inflasi juga diperkirakan bersumber dari kenaikan harga emas pada kelompok inti dan kenaikan tarif angkutan udara pada kelompok administered prices.
Harga emas diperkirakan akan mengalami penguatan pada bulan Juli 2020 karena adanya kekhawatiran second wave penyebaran virus COVID-19 di seluruh dunia.