Melihat kondisi masyarakat yang majemuk pada waktu itu, Mohammad Hatta mengusulkan untuk menghapus 7 kata dari sila pertama, dan menggantinya menjadi lebih ringkas.
Sila pertama pun diubah, yang awalnya “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.***