Surabaya Diterpa Hujan Es, BMKG: Cuaca Ekstrim Seperti Hujan Es Dapat Terjadi Hingga Maret-April

- 22 Februari 2022, 12:54 WIB
Illustrasi Awan yang menurunkan hujan es seperti fenomena Surabaya yang diterpa hujan es /Unsplash
Illustrasi Awan yang menurunkan hujan es seperti fenomena Surabaya yang diterpa hujan es /Unsplash /

ZONABANTEN.com - Kota Surabaya diterpa Hujas es, disertai dengan angin kencang pada Senin, 21 Februari 2022.

Fenomena Surabaya diterpa hujan es tersebut cukup membuat ramai warganet sehingga banyak video hujan es yang viral di media sosial.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG pun menjelaskan tentang fenomena Surabaya yang diterpa hujan es tersebut.

Hujan es terjadi di wilayah barat Surabaya antara pukul 15.00 hingga 16.00 WIB.

Prakirawan cucaca BMKG stasiun Meteorologi Maritis Tanjung Perak Surabaya Prasetyo Umar Firdianto mengungkapkan fenomena alam tersebut terjadi karena awan kumolonimbus.

Baca Juga: Inilah Prediksi Cuaca Ekstrem dari BMKG untuk Jawa Timur, 22-24 Februari 2022

Awan tersebut menggumpal dengan ukuran yang cukup besar yang menyebabkan hujan dengan instensitas tinggi dan disertai angin kencang sehingga memicu terjadinya hujan es.

Dilansir dari antara, BMKG menjelaskan bahwa potensi cuaca ekstrim seperti fenomena hujan es, hujan lebat dan puting beliung masih dapat terjadi hingga Maret-April mendatang.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan cuaca ekstrim tersebut serta dampak yang mungkin ditimbulkan.

Cuaca ekstrim ini dapat berdampak seperti pohon tumbang, rusaknya bangunan, dan lain-lain.

Selain di Surabaya, kejadian fenomena hujan es ini uga terjadi dalam sepekan terakhir di beberapa wilayah Indonesia seperti Lampung, Bekasi, dan Semarang.

Masyarakat juga diimbau untuk tidak panik dengan fenomena hujan es ini.

Baca Juga: Baca Al-Quran di Luar Angkasa, Pangeran Arab Saudi Jadi Muslim Arab Pertama yang Terbang dengan NASA

Fenomena hujan es merupakan suatu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal periode beberapa menit.

Fenomena hujan es dapat terjadi jika dipicu oleh adanya pola konvektifitas di atsmosfer dalam skala lokal-regional yang signifikan.

Hujan es ini dapat terbentu dari awan comulonimbus yang dimensinya menjulang tinggi, hal tersebut menandakan adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan tersebut sehingga dapat membentuk butiran es di awan.

Kecepatan aliran udara sistem awan cumolonimbus yang signifikan dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara, sehinga saat jath ke bumi pun masih dalam bentuk butiran es.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x