Menkes Sebut Obat Antivirus COVID-19 telah Datang

- 17 Januari 2022, 11:24 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin
Menkes Budi Gunadi Sadikin /Tangkap layar YouTube/Sekretariat Presiden

ZONABANTEN.com – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan sebanyak 400.000 obat antivirus COVID-19 buatan Pfizer, Paxlovid, sudah datang di Indonesia.

Pembelian obat antivirus COVID-19 sebagai Langkah Pemerintah untuk menanggulangi Pandemi COVID-19, khususnya untuk mengantisipasi kebutuhan obat jika terjadi lonjakan kasus COVID-19.

"Pemerintah sudah mempersiapkan obat-obatan, Paxlovid 400.000 tablet sudah datang, kami sudah lihat, rencananya juga akan diproduksi di Indonesia bulan Maret-April," katanya pada media.

Pernyataan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan mengikuti rapat terbatas tentang Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jakarta, Minggu kemarin.

Baca Juga: Amankan Persediaan Vaksin, 6 Juta Dosis Vaksin Sinovac Dibeli Pemerintah

Selain itu, Pemerintah Indonesia juga sedang melakukan kajian untuk mendatangkan lagi Paxlovid, yang diharapkan di buolan Februari 2022 mendatang.

"Sehingga pada saat nanti terjadi lonjakan kasus COVID-19, obat-obatannya pun sudah siap," imbuhnya.

Ia menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo telah mengarahakn kepada pihaknya untuk menjamin obat-obatan ini bukan hanya tersedia di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) atau Rumah Sakit Pemerintah, tapi juga di Apotek-Apotek.

Obat-obatan untuk penanganan COVID-19 tersebut, katanya, akan terbagi kedalam klasifikasi mulai yang dapat dibeli oleh umum, yang wajib dibeli dengan resep dokter dan hanya dapat bisa diberikan lewat perawatan Rumah Sakit.

Sebelumnya, ia menyatakan kenaikan kasus Omicron akan cepat memasuki periode puncaknya  dalam kisaran 35-65 hari sejak dari awal penularan.

"Di rapat terbatas tadi telah kami update kepada Presiden bahwa beberapa negara sudah mengalami puncak dari kasus Omicron dan puncak tersebut dicapai secara cepat dan tinggi, waktunya berkisar antara 35 sampai 65 hari," tambahnya.

Baca Juga: Kementan Gaungkan Hilirisasi Singkong Bernilai Jual Tinggi

Ia mengatakan kasus Omicron pertama kali ada di Indonesia pada sekitar medio bulan  Desember 2021, dan kian meningkat mulai awal Januari 2022.

"Antara 35 sampai 65 hari akan terjadi kenaikan yang cukup cepat dan tinggi. Itu yang memang harus dipersiapkan oleh masyarakat," paparnya.

Warga Masyarakat disarankan untuk tidak panik menemui peluang kondisi ini, namun dengan terapan protokol kesehatan dengan disiplin, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.

Meskipun alami kenaikan kasusnya lebih cepat dan tinggi, jumlah kasus akan meningkat dan transmisinya sangat cepat, tapi angka rawat inap di rumah sakit untuk penderita COVID-19  varian Omicron lebih rendah dibanding akibat varian Delta, menutup pernyataannya.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x