Suganda juga mengatakan, dia tidak dapat menemukan tempat untuk berlindung, sehingga dia hanya meringkuk sambil menggunakan helm untuk melindungi dirinya dari hujaman abu vulkanik. Dia juga melihat banyak hewan ternak yang terkubur dalam abu.
Pria yang berprofesi sebagai supir truk itu, kini telah berada di desa terdekat bersama istri dan anaknya, serta penduduk lainnya, sambil menunggu dievakuasi ke tempat pengungsian. Ada sekitar 11 ekor kambing terlantar yang juga dibawa oleh para penduduk.
Para penduduk yang mengungsi bersama Suganda juga telah menjual hewan ternaknya yang berhasil diselamatkan karena mereka tak mampu merawatnya lagi.
Menurut Dr. Sugeng Widodo, tantangan terbesar saat ini adalah menemukan cukup tanaman hijau segar untuk hewan yang selamat dari bencana.
Bersama timnya, Dr. Sugeng juga sedang bekerja untuk menyiapkan stok rumput segar, suplemen, dan obat-obatan untuk hewan yang terluka dan dievakuasi.
Karena tak mungkin bagi hewan untuk memakan rumput di sekitar lokasi bencana, hal itu dapat menyebabkan hewan mengalami infeksi pernapasan.
Selain merawat hewan ternak yang selamat, Dr. Sugeng juga mengkhawatirkan kondisi hewan ternak yang mati.
Dia khawatir tentang bagaimana menangani yang mati agar tidak menyebarkan penyakit setelah erupsi, karena hewan akan mulai membusuk dengan relatif cepat.
Baca Juga: BTS, TWICE, BLACKPINK dan 5 Grup Kpop Lainnya Raih Posisi Teratas di Chart Album Dunia Billboard