Profil Lengkap Raden Aria Wangsakara, Pahlawan Nasional dari Banten, Ini 5 Faktanya!

- 10 November 2021, 22:03 WIB
Raden Aria Wangsakara, tokoh dari Banten yang baru ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional dalam peringatan Hari Pahlawan, 10 November 2021. /setkab.go.id
Raden Aria Wangsakara, tokoh dari Banten yang baru ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional dalam peringatan Hari Pahlawan, 10 November 2021. /setkab.go.id /
ZONABANTEN.com - Raden Aria Wangsakara ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam peringatan Hari Pahlawan 2021 di Istana Negara, Jakarta, Rabu 10 November 2021.
 
Ada empat tokoh bangsa mendapatkan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional dari Presiden Jokowi pada peringatan Hari Pahlawan 2021. Raden Aria Wangsakara adalah salah satunya.
 
Selain itu, ada Tombolatutu dari Sulawesi Tengah, Sultan Aji Muhammad Idris dari Kalimantan Timur, dan Usmar Ismail dari DKI Jakarta. Penghargaan ini diterima oleh ahli waris mereka.
 
Lalu, siapakah Raden Aria Wangsakara yang baru ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional dan disebut berasal dari Provinsi Banten?
 
Berikut profil lengkap Raden Aria Wangsakara dalam lima fakta menarik tentang Pahlawan Nasional dari Banten tersebut, seperti dirangkum oleh laman ZONABANTEN.com dari berbagai sumber, Rabu 10 November 2021.
 
1. Keturunan Raja Sumedang
 
Raden Aria Wangsakara diketahui lahir di Sumedang, Jawa Barat pada tahun 1615 silam. Dalam sejumlah literatur tentang Babad Tangerang dan Babad Banten, dia disebut sebagai keturunan Raja Sumedang Larang.
 
Sultan Syarif Abdulrohman adalah ayahnya. Namun, Raden Aria Wangsakara memilih pergi bersama dua saudaranya, Aria Santika dan Aria Yuda Negara. Karena saat itu, saudaranya yang lain berpihak kepada VOC.
 
Raden Aria Wangsakara akhirnya menetap di tepian Sungai Cisadane. Dia kemudian mendapatkan kepercayaan dari Sultan Banten, Sultan Maulana Yusuf untuk memimpin wilayah Lengkong yang kini dikenal sebagai Tangerang.
 
2. Orang kepercayaan Sultan Banten
 
Tak hanya Sultan Maulana Yusuf, Raden Aria Wangsakara juga menjadi orang kepercayaan sejumlah pemimpin Kesultanan Banten, mulai dari masa Sultan Abul Mufakhir hingga Sultan Ageng Tirtayasa.
 
Raden Aria Wangsakara beberapa kali mendapatkan kepercayaan untuk mewakili Kesultanan Banten. Pada tahun 1654, dia menjadi juru runding saat terjadi peperangan di Batavia antara Kesultanan Banten dengan VOC.
 
Setelah sempat gencatan senjata, perang pecah lagi pada tahun 1658-1659. Kali ini, Raden Aria Wangsakara mendapat mandat dari Sultan Ageng Tirtayasa untuk memimpin perang hingga disepakati perjanjian damai pada 5 Juli 1659.
 
3. Mendapatkan pengakuan dari Makkah
 
Pada tahun 1636, Raden Aria Wangsakara pernah diutus oleh Sultan Banten untuk menunaikan ibadah haji. Dalam kesempatan berada di tanah suci Makkah, Arab Saudi itu, dia sekaligus menjalankan misi yang lain.
 
Saat itu, Raden Aria Wangsakara berhasil memperoleh surat pengakuan untuk Kesultanan Banten dari Syarif Makkah yang merupakan perwakilan dari otoritas politik Kesultanan Ottoman di Turki Utsmani.
 
Setelah pulang ke Banten, Raden Aria Wangsakara pun mendapatkan gelar Kiai Mas Haji Wasangraja. Sejak itu, dia semakin dipercaya oleh Sultan Banten, bahkan sampai menjadi perwakilan dalam berbagai pertemuan penting.
 
4. Tokoh agama dan penentang VOC
 
Sejak muda, Raden Aria Wangsakara sudah menentang kehadiran VOC. Sikapnya ini pula yang menyebabkan dia lari dari kampung halamannya, karena alasan salah satu saudarnya berpihak kepada para penjajah tersebut.
 
VOC mulai mewaspadai aktivitas Raden Aria Wangsakara sebagai tokoh agama dalam menyebarkan ajaran Islam pada tahun 1652-1653. VOC menganggap mantan penasehat agama Kerajaan Mataram itu membahayakan kekuasaan mereka.
 
Hingga akhirnya, beberapa kali Raden Aria Wangsakara berperang melawan para penjajah tersebut. Bahkan, dia pernah memimpin pertempuran selama tujuh bulan untuk mempertahankan wilayah Lengkong dari pendudukan VOC.
 
5. Pendiri wilayah Tangerang
 
Raden Aria Wangsakara kemudian dikenal sebagai pendiri Tangerang. Dia memimpin wilayah Lengkong dan menyebarkan agama Islam di sepanjang tepian Sungai Cisadane, hingga memimpin perlawanan terhadap VOC.
 
Raden Aria Wangsakara pula yang membuat pemukiman dan kanal hingga menjangkau daerah Tangerang pedalaman. Itu dilakukannya sebagai strategi pertahanan pasca perang melawan VOC dan disepakati perjanjian damai.
 
Ada dua versi literatur soal waktu meninggalnya Raden Aria Wangsakara. Literatur pertama menyebut wafat pada tanggal 15 Agustus 1681, sedangkan sumber lain mengatakan gugur pada tahun 1720.
 
Raden Aria Wangsakara kemudian dimakamkan di Lengkong Kyai, Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Lokasi makamnya itu sekarang merupakan bagian dari area Taman Makam Pahlawan Kabupaten Tangerang.
 
Itulah profil lengkap Raden Aria Wangsakara yang telah berjuang melawan penjajah sepanjang hidupnya. Makanya, pemerintah Indonesia memberikan gelar Pahlawan Nasiona dari Banten kepada Raden Aria Wangsakara.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Setgab.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x