Megawati: Batik, Songket dan Tenun Ikat, Jadi Identitas Nusantara, Merupakan Wastra Terlengkap di Dunia

- 28 Maret 2021, 08:33 WIB
Megawati menyebut bahwa kini Indonesia sudah sejajar dengan dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan, dan ia mengimbau agar tidak lengah.*
Megawati menyebut bahwa kini Indonesia sudah sejajar dengan dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan, dan ia mengimbau agar tidak lengah.* //ANTARA/Handout PDIP


ZONABANTEN.com - Ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengingatkan Indonesia memiliki teknik wastra atau teknik kain tradisional yang berkaitan dengan sejarah terlengkap di dunia.

Hal ini di katakan Megawati dalam pagelaran An Exotic Journey to Nusantara karya desainer Samuel Wattimena yang digelar secara vrtual.

“Indonesia memiliki teknik wastra atau kain tradisional di dunia, dan nenek moyang kita berhasil membuatnya menjadi identitas nusantara, seperti batik, songket, sulam, ikat, tapis, dan lainnya, banyak, banyak, lainnya,” kata Megawati.

Lebih lanjut Megawati mengatakan salah satu fesyen yakni batik, perajinnya telah tumbuh subur diberbagai daerah. Menurutnya, dari tahun ke tahun batik selalu mengalami perkembangan.

Baca Juga: Penjelasan Singkat Resolusi DK PBB yang Dilanggar oleh Peluncuran Rudal Balistik Korea Utara

Sekitar abad ke-17 motif batik didominasi bentuk hewan dan tanaman, kemudian berkembang pada motif menyerupai awan serta relif candi.

Selanjutnya perkembangan batik secara meluas di Indonesia setelah akhir abad ke-18 atau abad ke 19, dengan munculnya batik saudagar di Kerajaan Surakarta dan Yogyakarta.

Yang memiliki kekhasan  dengan ciri batik saudagar yang mudah dikenali lewat ornamen klasik yang dimodifikasi sesuai selera.

Beberapa masa setelahnya, muncul desain batik khas kota-kota pesisir utara Jawa, termasuk Pekalongan dan Cirebon.

Desain tersebut menunjukkan pengaruh Cina lewat penggunaan warna-warna cerah, bunga dan motif awan.

“Sepanjang sejarahnya perkembangan batik Indonesia dipengaruhi juga oleh para pedagang asing dan juga pendatang. Beberapa sumber menyebutkan batik Indonesia mencapai puncak kretifitasnya pada 1890 hingga 1910. Pada masa zaman tersebut telah muncul batik Belanda, batik Cina atau batik Hokokai,” kata Megawati.

Baca Juga: Ahmad Basarah Sesalkan Kekerasan Anti-Asia di AS dan Mendesak Menlu RI untuk Menyampaikan Nota Keprihatinan

Sekitar tahun 1955, Presiden Soekarno mendorong terciptanya gaya baru batik, yaitu batik Indonesia.

Bung Karno menginginkan batik yang menampilkan nilai seni budaya sebagai jati diri bangsa sekaligus menyuarakan pesan persatuan Indonesia.

“Bung Karno menginginkan desain batik Indonesia tersebut mencerminkan penggabungan rasa persatuan, nasional dan romantisme yang mampu mendukung proses, nation building,”kata Megawati

Akhirnya, batiknya menjadi warisan budaya dunia milik Indonesia setelah ditetapkan oleh UNESCO pada 2 Oktober. Dan pemerintah Indonesia telah menjadikan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x