Kecurigaan juga menyeruak setelah ada anggapan Indonesia sengaja disingkirkan agar tidak bisa menyabet gelar juara satu pun di Birmingham melalui aksi diskriminatif.
Baca Juga: Ngambek! Gegera Warganya Diekstradisi, Korea Utara Akan Putus Hubungan Diplomatik dengan Malaysia
Penilaian itu sendiri didasarkan kepadsa hasil pertandingan hari pertama sekaligus terakhir timnas ketika dua ganda putra Indonesia mengalahkan wakil Inggris yaitu Matthew Clare/Ethan Van Leeuwen yang dikalahkan Minions, dan Ben Lane/Sean Vendy yang ditaklukkan The Daddies.
Pada laga Hendra/Ahsan melawan Lane/vendy, salah seorang hakim garis diketahui berasal dari Inggris, padahal ketentuan BWF mengharuskan hal itu tidak dibolehkan.
Saat match point gim terakhir, hakim garis tersebut sempat memberi peringatan kepada Ahsan yang dibalas dengan protes karena pebulu tangkis asal Palembang itu merasa tidak melakukan pelanggaran.
Namun yang fatal adalah keputusan BWF yang tidak menarik atlet tunggal putri Turki, Neslihan Yigit dan pelatihnya, dari turnamen. Padahal mereka juga satu pesawat bersama Skuad Merah Putih saat terbang dari Istanbul ke Birmingham.
Meski akhirnya Yigit juga ditarik BWF dari All England pada Kamis, keputusan itu terlambat dan tidak sportif. Belakangan Turki juga mengungkapkan ketidakpuasannya atas langkah terhadap Yigit itu.
Mencari solusi
Pihak Indonesia menyayangkan sikap Inggris yang tidak konsisten. Dalam masa kedatangan peserta, mereka tidak memberlakukan protokol kesehatan dengan ketat, apalagi menerapkan gelembung sebagaimana yang dilakukan pada turnamen seri Asia di Thailand Open, pada Januari silam.