Indonesia Akan Menjadi Korban Seperti Malaysia Jika Beli F-15 AS, Ini Kata China

12 Maret 2022, 18:42 WIB
China khawatir terhadap Indonesia yang akan membeli F-15 dari AS /INTS KALNINS/REUTERS

ZONABANTEN.com - Dikabarkan Indonesia akan segera membeli jet temput F-15 milik AS, setelah upayanya membeli Su-35 milik Rusia gagal.

Pembelian jet tempur F-15 oleh Indonesia ini rupanya mendapat perhatian dari China, yang merasa khawatir jika Indonesia menjadi korban seperti Malaysia.

Kekhawatiran China ini tentunya memiliki alasan. Negara itu melihat Malaysia yang mengalami kerugian ketika membeli F-18 milik AS.

Indonesia dan Malaysia merupakan dua negara yang tidak menerapkan pembelian alutsista kepada satu negara saja.

Baca Juga: Begini Cara Menautkan Rekening atau E-Wallet Kartu Prakerja, Mudah dan Bisa Dapat Insentif Rp2,55 Juta

Untuk Indonesia sendiri alasannya jelas. Belajar dari kerugian masa lalu ketika embargo militer oleh AS, Indonesia kini enggan untuk bergantung pada satu negara saja mengenai alutsista.

Ini adalah keuntungan tersendiri bagi Indonesia, jika seandainya negara paman sam tersebut melakukan sanksi kembali bagi Indonesia.

Tetapi pandangan yang berbeda rupanya dimiliki oleh China. Mereka menganggap bahwa politik seperti ini dapat merugikan Indonesia.

Sama seperti Indonesia, Malaysia adalah negara yang gemar membeli alutsista dari berbagai negara, mulai dari Rusia hingga AS

Baca Juga: Ukraina Menantang Pasukan Rusia, meskipun Mengalami Kemunduran

Forbes bahkan menyebutkan negara tersebut aneh, karena mengoleksi beragam alutsista berbeda yang justru menyulitkan perawatan dan semakin boros.

Tetapi Malaysia berpendapat bahwa hal itu tidaklah aneh, karena memiliki senjata dari dua blok kekuatan terbesar justru memungkinkan mereka untuk menguasai dua jenis teknologi.

Alasan itu memang nampak logis, hingga akhirnya blunder terbesar pun terjadi. Malaysia membeli F-18 dari AS, tetapi AS tidak memberikan source code nya.

Tentu saja ini merupakan suatu bentuk pertahanan yang dimiliki AS, sebagai bentuk kewaspadaan karena menjual senjata kepada negara yang mungkin tidak setia padanya.

Baca Juga: Ungkap Sejauh Apa Putin akan Bertindak, Eks Mata-mata Rusia: Mundur Hanya Merusak Reputasinya

Karena tidak diberi source code ini, maka menjadi hal yang tidak mungkin oleh Malaysia untuk menggunakan pertahanan negara ini dalam pertempuran.

Hal ini bahkan diakui oleh mantan Perdana Menteri Malaysia sendiri, Mahathir Mohamad, pada mei 2020.

"Kami tidak dapat memprogram pesawat untuk serangan apapun terhadap negara lain tanpa mendapatkan pemrograman yang dilakukan oleh orang Amerika. Jadi meskipun pesawatnya sangat bagus, dari segi performa mesinnya sangat bertenaga, tapi kami tidak bisa memprogram pesawat itu sendiri".

"Anda harus merujuk ke Amerika Serikat untuk menempatkan program untuk setiap serangan di negara-negara asing misalnya. Jadi pesawat kami mahal. Kami memiliki mereka. Namun kita (cuma) bisa menerbangkannya di pertunjukan udara (saja)”. kata Mahathir Mohamad.

Baca Juga: Gempa 9 Magnitudo Luluh Lantahkan Jepang, Picu Bencana Radiasi Nuklir 18.500 Orang Tewas, Sejarah 11 Maret

Karena pengalaman Malaysia ini, China mengkhawatirkan jika AS akan melakukan pengendalian militer terhadap Indonesia, sama seperti yang dilakukannya kepada Malaysia.

Jika AS tidak memberikan source code terhadap F-15, maka nasib yang sama yang dialami Malaysia akan dialami juga oleh Indonesia.

Tetapi meninggalkan pembelian F-15 bukanlah hal yang mudah bagi Indonesia. Gagalnya pembelian Su-35 yang dihalangi oleh AS, membuat Indonesia tidak mempunyai pilihan lain untuk membeli alutsista.

Bahkan AS telah mengklaim bahwa Indonesia telah meninggalkan kesepakatan pembelian Su-35, meski belum ada pernyataan resmi dari Indonesia.***

(Artikel ini sebelumnya telah tayang di ZONAJAKARTA.Pikiran-Rakyat.com dengan judul artikel Peringatan China Benar, Indonesia Waspada Sebab Sistem Pertahanan Malaysia Dikendalikan AS Usai Beli F-18)

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler